DIVISI, PENDIDIKAN, DAN PRODUKSI PENERBIT IKAPI DKI JAKARTA (3)

Tulisan ini merupakan bagian ketiga dari dua tulisan sebelumnya dan merupakan bagian terakhir. Bagian ini masih memaparkan penelitian mengenai Divisi, Pendidikan, Keterampilan Karyawan, dan Produksi Penerbit anggota Ikapi DKI Jakarta. Hanya, lebih fokus dan mendalam, yaitu (1) mengenai hubungan bentuk bandan usaha dengan jumlah karyawan dan (2) hubungan jumlah karyawan dengan produktivitas.

1. Hubungan Badan Usaha Penerbit dengan Jumlah Karyawan

Hubungan antara bentuk badan usaha dengan jumlah karyawan dianalisis dengan teknik Anova karena badan usaha merupakan variabel nominal dengan tiga kategori: PT, CV, dan Yayasan yang dikaitkan dengan jumlah karyawan sebagai variabel ratio. Hasil analisis memperlihatkan, tidak ada perbedaan jumlah karyawan yang signifikan antara bentuk badan usaha penerbit, baik  PT, CV, maupun yayasan. Secara berurutan, rata-rata karyawan mereka: 42, 26, dan 56 orang. Sedangkan uji Anova menunjukkan, pada nilai F= 0,582, nilai p (0,563) lebih besar dari (>) 0,001. Artinya, perbedaan pada bentuk badan usaha penerbit tidak seperti yang diduga, akan membawa pengaruh pada naik turunnya jumlah karyawan mereka. Sebaliknya, sangat menarik, sebuah PT yang merupakan kumpulan pesero dengan modal kuat, ternyata tidak memiliki jumlah karyawan yang lebih banyak ketimbang yayasan yang merupakan badan non profit. Bisa diduga, bila karyawan yayasan lebih banyak dari karyawan PT berarti, yayasan yang terjun menjadi penerbit bukan pula berarti lebih lemah dalam modal. Kesanggupannya membayar karyawan yang banyak jelas mengindikasikan  hal tersebut.

2.  Hubungan Jumlah Karyawan dengan Produktivitas

Hubungan antara  jumlah karyawan dengan produktivitas kerja mereka dapat dipahami dengan  melihat indikasi-indikasi pada jumlah judul  dan oplah yang mereka produksi.

Hubungan Jumlah Karyawan dengan Produktivitas

Karyawan
korelasi P N
Karyawan 1 51
Jumlah Judul 0.439 0.002 49
Oplah 0.202 0.168 48

**  Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel menunjukkan, ada hubungan yang signifikan antara jumlah karyawan dengan jumlah judul yang diproduksi selama tiga tahun terakhir, yaitu sebesar 0,439 dengan nilai p < 0,001. Artinya, semakin banyak karyawan semakin tinggi produktivitas di suatu penerbitan atau sebaliknya, semakin tinggi suatu produktivitas di suatu penerbitan, semakin meningkat jumlah karyawannya.

Dari dua kemungkinan itu, yang paling mungkin adalah bentuk hubungan yang kedua: semakin tinggi produktivitas di suatu penerbitan, semakin meningkat jumlah karyawannya. Karena, secara umum, tanpa peningkatan produktivitas, jarang perusahaan mau menambahkan karyawan. Indikasi ini menunjukkan pula, ada permintaan produk yang lebih tinggi dalam tiga tahun terakhir ini. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 8 Bab IV, setiap penerbit Ikapi DKI Jakarta tampak menerbitkan rata-rata 76 judul per tahun. Dalam tiga tahun terakhir ini, 2005, 2006, dan 2007, judul-judul yang mereka terbitkan  terus meningkat.

Namun, pada hubungan antardua variabel itu, sumbangan relatif produktivitas terhadap kenaikan karyawan hanya sebesar 19,27% (0,439 x 0,439). Sisanya, 80,73% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang belum dapat diketahui. Artinya, penerbit dalam menambah atau mengurangi karyawan tidak hanya berdasar pertimbangan produktivitas saja. Ada sejumlah hal lain yang berperan, antara lain, faktor pada individual karyawan sendiri, misal usia, perpindahan kerja, kemampuan, dan pendidikan, juga mungkin ikut berperan.

Karena itu, untuk penelitian berikut, perlu ditambahkan variabel-variabel lain yang berperan dalam peningkatan karyawan di suatu perusahaan agar dapat diperoleh gambaran yang lebih menyeluruh tentang sumber daya manusia dalam suatu organisasi.***