Fakta, Pernyataan mengenai Fakta, dan Pendapat

Fakta adalah segala sesuatu yang terjadi sebagai mana diinderai seseorang. Fakta ialah segala sesuatu  yang terjadi sebagai mana dilihat mata,  sebagai mana dibaui hidung, sebagai mana didengar telinga, sebagai mana dikecap lidah, sebagai mana disentuh kulit. Bukan sesuatu sebagai mana dipikirkan dan dirasakan seseorang. Fakta ialah segala sesuatu yang terjadi sebagai mana adanya, bukan sebagai mana mestinya.

Bila seseorang melihat hujan, hujan sebagai mana yang dilihat adalah fakta. Fakta peristiwa bagi dirinya. Bila ia membau air hujan, air hujan sebagai mana yang dibaui adalah fakta. Fakta peristiwa bagi dirinya. Bila ia mendengar bunyi guntur seiring hujan, bunyi guntur sebagai mana yang didengar juga fakta peristiwa. Bila ia mengecap air hujan, rasa air hujan sebagai mana yang dikecap adalah fakta peristiwa. Bila ia menyentuh air hujan,  rasa air hujan sebagai mana yang disentuh juga merupakan fakta, fakta peristiwa bagi dirinya.

Bila kemudian, ia melihat seseorang berlari dalam situasi hujan, orang berlari dalam hujan merupakan fakta peristiwa.  Bila ia mendengar orang yang berlari mengatakan, “Payung! Tolong, ambilkan payung!” Perkataan yang didengarnya juga merupakan fakta, tapi bukan fakta peristiwa, melainkan fakta pendapat. Jika ia mendengar orang yang berlari kemudian mengatakan, “Saya kedinginan.” Perkataan yang didengarnya ini juga fakta pendapat. Fakta pendapat ialah segala perkataan atau ucapan manusia sebagai mana yang didengar seseorang.

Jadi, ada fakta peristiwa, ada fakta pendapat.

1. Pernyataan mengenai Fakta

Bila seseorang melihat hujan, hujan adalah fakta peristiwa. Bila ia mengatakan kepada orang lain, “Hari hujan!” Perkataannya merupakan pernyataan mengenai fakta, pernyataan mengenai fakta peristiwa. Bukan fakta peristiwa. Bila ia membau air hujan dan mengatakan, “Bau asap.” Perkataan ini pun merupakan pernyataan mengenai fakta peristiwa. Bila ia mendengar bunyi guntur seiring hujan dan mengatakan, “Ada guntur.” Perkataannya juga merupakan pernyataan mengenai fakta peristiwa. Sama sekali bukan fakta. Bila ia mengecap air hujan dan mengatakan,  “Tawar.” Perkataannya mengenai rasa air hujan adalah pernyataan mengenai fakta peristiwa. Bila ia menyentuh air hujan dan mengatakan, “Dingin.” Perkataannya adalah pernyataan mengenai fakta peristiwa, bukan fakta peristiwa. Jadi, pernyataan seseorang mengenai segala sesuatu sebagai mana yang diinderainya adalah pernyataan mengenai fakta. Bukan fakta.

Bila kemudian, ia melihat seseorang berlari dalam situasi hujan, orang yang berlari merupakan fakta peristiwa. Bila ia mengatakan, “Ada seseorang berlari dalam hujan.” Perkataannya ini merupakan pernyataan mengenai fakta peristiwa, bukan fakta.  Bila ia mendengar orang yang berlari mengatakan, “Payung! Tolong, ambilkan payung!” Perkataan yang didengarnya merupakan fakta pendapat. Bila ia mengatakan kepada orang lain, “Orang yang berlari dalam hujan mengatakan tolong, tolong, ambilkan payung.” Perkataannya mengenai perkataan orang yang berlari dalam hujan merupakan pernyataan mengenai fakta pendapat. Bukan fakta pendapat. Jika ia mendengar orang yang berlari kemudian mengatakan, “Saya kedinginan.” Perkataan yang didengarnya juga fakta pendapat. Jika ia menyampaikan kepada orang lain, “Orang yang berlari dalam hujan itu mengatakan bahwa dia kedinginan.” Perkataannya mengenai perkataan orang yang berlari dalam hujan merupakan pernyataan mengenai fakta pendapat. Pernyataan mengenai fakta pendapat ialah pernyataan seseorang mengenai segala perkataan atau ucapan manusia lain  sebagai mana yang didengarnya.

Jadi, fakta peristiwa berbeda dengan pernyataan mengenai fakta peristiwa. Fakta pendapat berbeda dengan pernyataan mengenai pendapat. Suatu fakta perlu dibedakan dengan pernyataan mengenai fakta.

2.  Pendapat

Pendapat adalah pernyataan seseorang sebagai tanggapan – penilaian dan atau kesimpulannya  – terhadap fakta. Bila seseorang melihat hujan, hujan adalah fakta. Bila ia mengatakan hujan kepada orang lain, “Hari hujan!” Perkataannya merupakan pernyataan mengenai fakta. Tapi, bila ia mengatakan, “Hari hujan, turunnya lebat sekali!” Pernyataannya bukan hanya pernyataan mengenai fakta, tapi pernyataan mengenai fakta bercampur dengan pendapatnya. Kata “Lebat sekali!” merupakan pendapatnya, penilaiannya tentang hujan.

Bila ia membau air hujan dan mengatakan, “Bau asap.” Perkataannya ini merupakan pernyataan mengenai fakta. Tapi, bila ia mengatakan, “Bau asap pekat, menyesakkan sekali!” Perkataannya ini  pun bukan lagi pernyataan mengenai fakta, tapi  sudah merupakan pendapat. Bila ia mendengar bunyi guntur dan mengatakan, “Ada guntur.” Perkataannya merupakan pernyataan mengenai fakta. Tapi, bila ia mengatakan, “Ada guntur yang memekakkan telinga.” Pernyataan ini sudah merupakan pendapatnya, penilaiannya mengenai bunyi guntur.

Bila ia mengecap air hujan dan mengatakan,  “Tawar.” Perkataannya mengenai rasa air hujan adalah pernyataan mengenai fakta peristiwa. Tapi, bila ia mengatakan, “Tawar sekali air ini.” Pernyataannya sudah merupakan pendapat. Bila ia menyentuh air hujan dan mengatakan, “Dingin.” Perkataannya adalah pernyataan mengenai fakta peristiwa. Tapi, bila ia mengatakan, “Dingin seperti es di Kutub.”  Pernyataannya ini merupakan suatu pendapat.

Bila kemudian, ia melihat seseorang berlari dalam situasi hujan, orang yang berlari dalam situasi hujan merupakan fakta peristiwa. Bila ia mengatakan, “Ada seseorang berlari dalam hujan.” Perkataannya ini merupakan pernyataan mengenai fakta peristiwa. Tapi, bila ia mengatakan, “Ada seseorang berlari kencang sekali dalam guyuran hujan lebat.” Penyataannya ini sudah merupakan pendapat.

Bila ia mendengar orang yang berlari mengatakan, “Payung! Tolong, ambilkan payung!” Perkataan yang didengarnya merupakan fakta pendapat. Bila ia mengatakan kepada orang lain, “Orang yang berlari dalam hujan mengatakan tolong, tolong, ambilkan payung.” Perkataannya mengenai perkataan orang yang berlari dalam hujan itu merupakan pernyataan mengenai fakta pendapat. Namun, bila ia kemudian mengatakan, “Orang yang berlari dalam hujan itu berteriak ketakutan, tolong, tolong, ambilkan payung.” Maka, pernyataannya ini sudah merupakan pendapat.

Jika ia mendengar orang yang berlari kemudian mengatakan, “Saya kedinginan.” Perkataan yang didengarnya juga merupakan fakta pendapat. Jika ia menyampaikan kepada orang lain, “Orang yang berlari dalam hujan itu dengan sungguh-sungguh mengatakan bahwa dia sangat kedinginan.” Perkataannya mengenai perkataan orang yang berlari dalam hujan itu sudah merupakan pendapat.

Jadi, ada pendapat mengenai fakta peristiwa, ada pendapat mengenai fakta pendapat. Pendapat berbeda dengan fakta pendapat, berbeda dengan pernyataan mengenai fakta pendapat. ***