PERSEPSI (Bagian 2)

2.5. Persepsi Kedalaman

Orang mengatur imej dua dimensi (2-D) yang jatuh pada retina untuk mengorganisasi persepsi-persepsi tiga dimensi (3-D). Kemampuan melihat obyek-obyek dalam 3-D disebut persepsi tentang kedalaman. Persepsi tentang kedalaman memungkinkan seseorang mengestimasi jarak obyek-obyek dari dirinya. Beberapa petunjuk yang digunakan untuk mentransformasi imej retina 2-D ke dalam persepsi-persepsi 3-D melibatkan kedua mata dan mengandalkan pada pekerjaan mereka secara sama. Hal ini disebut petunjuk binokular. Petunjuk lain yang tersedia secara terpisah pada setiap mata disebut  petunjuk monokular.

2.5.1. Petunjuk Binokular

Kebanyakan binatang-binatang yang dimangsa (seperti kelinci) memiliki mata di samping kepala. Hal ini memungkinkan mereka untuk melihat bahaya yang mendekat, menjangkau suatu area yang luas. Kebanyakan predator (seperti singa) memiliki susunan mata yang berdekatan di depan kepala. Hal ini memungkinkan mereka untuk memiliki penglihatan binokular, yang membantu dalam memburu mangsa. Seperti predator yang non-human, manusia memiliki penglihatan predator dan hal ini mempengaruhi cara ia mengamati dunia. Empat petunjuk binokular yang penting adalah disparitas retina, stereopsis, akomodasidan konvergensi.

Kenyataan, mata manusia berpisah hampir tiga inci, berarti tiap retina menerima secara perlahan-lahan imej yang berbeda mengenai dunia. Jumlah disparitas retina (perbedaan antara dua imej) yang dideteksi otak memberi seseorang suatu petunjuk penting mengenai jarak. Contoh, jika Anda menahan jari secara langsung di depan hidung, perbedaan antara dua imej retina adalah besar (dan hal ini dapat ditunjukan dengan melihat pada jari Anda. Pertama, dengan mata kiri tertutup dan kedua, dengan mata kanan tertutup). Ketika jari dihentikan agak jauh, disparitas retina sangat kecil.

Biasanya, seseorang tidak melihat imej ganda. Karena dua imej dikombinasikan otak dalam suatu proses yang disebut stereopsis. Stereopsis memungkinkan otak menerima dua imej secara bersama dan memungkinkan seseorang mengalami satu penginderaan 3-D dari pada dua imej yang berbeda. Dalam akomodasi, yang merupakan sebuah petunjuk muscular, lensa-lensa mata merubah bentuk ketika seseorang memfokus pada suatu obyek. Lensa-lensa menandai obyek-obyek terdekat dan meratakan obyek-obyek yang tampak di kejauhan. Petunjuk muscular lain untuk jarak adalah konvergensi.  Konvergensi ini merujuk ke proses-proses dengan mana bintik mata lebih dan lebih masuk sebagai sebuah obyek berdekatan. Tidak ada angle dari konvergensi, otak dapat memberi kita informasi tentang kedalaman melampaui jarak sekitar enam sampai 20 kaki (Hochberg, 1971).

2.5.2. Petunjuk Monokular

Petunjuk binokular penting untuk menilai jarak relatif obyek terdekat. Dengan jarak obyek yang sangat jauh dari petunjuk binokular, setiap mata menerima sebuah citra retina yang sangat mirip dengan melihat ke depan.  Pada jarak yang sangat jauh, kita tergantung pada petunjuk monokular, yaitu, petunjuk mensugesti kedalaman yang hanya dapat diterima dengan satu mata. Beberapa petunjuk monokular kepada kedalaman dideskripsikan  sebagai berikut:

  • Ukuran Relatif: semakin besar sebuah citra dari sebuah obyek di dalam retina, semakin besar obyek tersebut dinilai.  Obyek yang lebih besar dari obyek lain dinilai lebih dekat dengan mata kita.
  • Saling menutupi (atau melapiskan sesuatu di atas sesuatu): Jika satu obyek sebagian ditutupi obyek lain, ini diterima seperti agak jauh. Ketika obyek yang lebih kecil sebagian ditutupi oleh obyek yang lebih besar, mereka tampak sama dekat dari pada jika posisi dari dua obyek dibalik (sebuah kombinasi dari saling menutupi dan ukuran relatif).
  • Tinggi relatif: obyek di bawah harizon dan lebih rendah dalam pandangan mata kita dipersepsi semakin mendekat. Obyek di atas horizon dan lebih tinggi dari pandangan mata kita dipersepsi semakin menjauh.
  • Kualitas Permukaan: Ini berkenaan dengan fakta bahwa permukaan berpola yang terdekat tampak kasar daripada permukaan yang lebih jauh. Maka, saat meningkatkan jarak, detil permukaan berpadu bersamaan dan pola tampak menjadi halus.
  • Perspektif Linier: penampilan covergence dari garis yang berjajar diinterprestasikan sebagai sebuah petunjuk kejauhan. Makin besar covergence, makin besar kejauhan yang diterima.
  • Bayangan: keburaman obyek yang merintangi cahaya dan menghasilkan bayangan. Bayangan dan sorotan memberikan kita informasi tentang bentuk 3-D dari obyek. Ilustrasi di bawah, obyek sebelah kiri diamati sebagai 2-D. Obyek sebelah kanan diamati sebagai bentuk 3-D karena terdapat bayangan di bawahnya.
  • Kecerahan relatif: obyek yang dekat dengan kita lebih merefleksikan cahaya pada mata kita. Pengecilan cahaya dari dua obyek  yang sama tampak menjauh dari kita.
  • Kabut/Kabur Udara: obyek yang berkabut tampak diterima lebih jauh dari pada obyek yang lebih fokus/tidak berkabut (seperti efek blur di Photoshop).
  • Perspektif Udara: obyek yang berada pada jarak yang sangat jauh memiliki warna berbeda (seperti sebuah gunung yang dari kejauhan tampak kebiru-biruan).
  • Gerakan Parallax: jika kita bergerak, obyek dekat kita tampak bergerak daripada obyek yang jauh dari kita. Jika kita bergerak melewati obyek yang berada di jarak yang berbeda dengan kita, mereka tampak bergerak melintasi pandangan mata dengan kecepatan berbeda-beda, dan obyek yang dekat kita bergerak lebih cepat. Perbedaan dalam kecepatan membantu kita menilai kedua jarak dan kedalaman.

2.6. Ketetapan Perseptual

Sekali kita mempersepsi obyek sebagai bentuk yang koheren dan ditempatkan dalam ruang, kita harus mengenali obyek tanpa ‘dibodohi’ oleh perubahan ukuran, bentuk, lokasi, kecerahan, dan warnanya. Kemampuan mempersepsi sebuah obyek sebagai sesuatu yang tidak berubah meski berubah di dalam sensor informasi yang mencapai mata kita disebut ketetapan perseptual, dan beberapa ketetapan pandangan perseptual telah diidentifikasi.

2.6.1. Ketetapan Ukuran

Seperti orang bergerak menjauhi kita, ukuran citra orang yang diproyeksikan retina tampak mengecil. Bagaimanapun, dari pada melihat orang-orang tersebut sebagai ‘bertambah kecil’,  kita mempersepsi mereka sebagai orang yang tingginya sesuai bergerak menjauhi kita. Kecenderungan mempersepsi sebuah obyek sebagai ukuran yang tetap meski berubah dalam sensor stimuli yang dihasilkan disebut ketetapan ukuran. Ketetapan ukuran terjadi karena sistem perseptual menghitung jarak obyek dari posisi orang itu melihat. Jadi, penerimaan ukuran sama dengan ukuran citra retina dalam menghitung kejauhan. Ketika orang bergerak menjauhi kita, kemudian, citra mereka di retina kita mengecil sesuai dengan peningkatan jarak mereka. Sistem persetual kita menginterprestasikan perubahan ini sebagai hasil perubahan lokasi dari sebuah obyek mengenai ketetapan ukurannya.

Persepsi sebuah citra yang tertinggal (afterimage) menyajikan sebuah contoh situasi dimana jarak dapat bervariasi tanpa merubah ukuran citra retina. Jika anda memandangi lampu yang terang untuk beberapa detik dan kemudian berpaling, anda akan mengalami sebuah afterimage. Pencitraan yang tertinggal ini mempunyai ukuran yang tepat, bentuk dan posisi di dalam retina. Bagaimanapun, jika anda dengan cepat melihat pada obyek yang terdekat dan kemudian sebuah obyek menjauh, pencitraan yang tertinggal tampak mengecil dan mengembang, muncul lebih besar ketika anda melihat obyek yang lebih jauh. Seperti yang sudah kita lihat, semakin jauh obyek sebenarnya membuat sebuah citra yang lebih kecil dan untuk memelihara ketetapan perseptual, otak meng-‘scales-up’ citra (ketetapan penskalaan). Kesamaan ketetapan penskalaan diterapkan untuk sebuah afterimage menghasilkan perubahan dalam ukuran yang tampak.

2.6.2. Ketetapan Bentuk

Kita sering memandang obyek dari sudut dimana bentuk yang mereka tunjukkan ‘sebenarnya’ tidak direfleksikan dalam citra retina. Contoh, pintu persegi-empat sering memproyeksikan bentuk segi-empat yang dua sisinya sejalan dan cangkir yang bundar sering memproyeksikan citra berbentuk lingkaran. Dengan cara sama, sistem persepsi berkompensasi terhadap perubahan dalam citra retina untuk menghasilkan ketetapan ukuran, jadi, memelihara ketetapan berkenaan dengan bentuk. Gambar pintu di kanan mengilustrasikan ketetapan bentuk. Pintu ini tetap dianggap empat persegi panjang walau tampak daun pintunya trapesium. Namun, bagaimanapun,  ada peristiwa dimana ketetapan bentuk dan ukuran tidak berlaku. Ketika kita melihat orang di bawah dari atas gedung tinggi, bagi kita mereka kelihatan seperti semut, meskipun kita tahu mereka adalah orang. Jadi, persepsi dapat lebih kuat daripada konsepsi, meski ini sebuah pengecualian untuk peraturan.

2.6.3. Ketetapan Lokasi

Saat memutar kepala, secara tetap dihasilkan perubahan pola dari citra retina. Bagaimanapun, kita tidak mempersepsi dunia ini berputar. Ini karena kinaesthetic feedback dari otot-otot dan organ-organ keseimbangan di telinga yang diintregasikan dengan perubahan stimulasi retina dalam otak untuk mencegah persepsi bergerak (berputar). Untuk menjaga agar dunia tidak berputar setiap kita memutar mata, otak mengurangi perintah pergerakan-mata dari perubahan hasil dalam retina dan ini membantu untuk menjaga obyek berada dalam lokasi yang tetap.

2.6.4. Ketetapan Kecerahan

Kita melihat benda seperti memiliki lebih kurang kecerahan yang tetap meski jumlah cahaya yang dipantulkan obyek berganti-ganti menurut level penerangan (cahaya). Contoh, kertas berwarna putih memantulkan 90 persen cahaya yang jatuh pada kertas, sedangkan kertas berwarna hitam hanya memantulkan 10 persen. Pada sinar matahari yang terang, bagaimanapun, kertas berwarna hitam tetap terlihat hitam meski dapat memantulkan 100 kali lebih terang daripada pantulan kertas berwarna putih di dalam ruangan (McBurney dan Collins, 1984). Persepsi kecerahan tergantung pada pencahayaan relatif atau seberapa banyak cahaya suatu obyek memantul secara relatif  ke sekelilingnya. Jika kertas hitam yang diterangi matahari dilihat lewat cerobong tidak akan terlihat apa-apa, ia akan tampak keabu-abuan karena cahaya matahari yang terang memantulkan sejumlah cahaya. Jika dilihat tanpa cerobong, kertas kembali terlihat hitam karena kurang memantulkan cahaya daripada obyek penuh warna di sekelilingnya.

2.6.5. Ketetapan Warna

Di ketetapan warna, obyek yang tampak mempertahankan warna (atau, lebih tepatnya, corak warna obyek) di bawah berbagai kondisi pencahayaan (termasuk cahaya malam hari) dengan kecukupan kontras dan bayangan. Ketetapan warna tampak berfungsi secara  baik saat melihat obyek yang hampir sama. Bagaimanapun, saat kita sebelumnya tidak mengetahui sebuah warna obyek, ketetapan warna kurang efektif (Delk dan Fillenbaum, 1965). Jika anda memiliki baju baru yang terang  dilihat dengan lampu pijar (neon) tanpa melihat baju baru tersebut di kondisi lampu yang biasa, anda akan tidak ragu setuju dengan Delk dan Fillenbaum! (Bersambung)