DIVISI, PENDIDIKAN, DAN PRODUKSI PENERBIT IKAPI DKI JAKARTA (1)

Pendahuluan

Mulai hari ini disajikan penelitian mengenai Divisi, Pendidikan, dan Produksi Penerbit Ikapi DKI Jakarta. Tulisan disajikan secara bersambung dalam tiga bagian. Pertama, mengenai deskripsi anggota Ikapi DKI Jakarta pada Juli 2007. Kedua, mengenai Divisi, Pendidikan, dan Keterampilan Karyawan Penerbit anggota Ikapi DKI jakarta. Tiga, tentang Hubungan antara Jumlah Karyawan Penerbit Ikapi DKI Jakarta dengan Produksi Buku mereka.

1.Deskripsi Anggota Ikapi DKI Jakarta

Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) merupakan satu-satunya organisasi penerbit di Indonesia. Salah satu anggotanya ialah IKAPI DKI Jakarta dalam tiga tahun terakhir tampak meningkat.  Pada profil Anggota IKAPI DKI Jakarta 2004,  ada 240 penerbit terdiri dari 209 penerbit aktif dan 31 penerbit tidak aktif. Pada Juli  2007, ada  309 penerbit terdaftar sebagai anggota IKAPI DKI Jakarta, 248 penerbit aktif dan 61 penerbit tidak aktif. Peningkatan ini, yang aktif maupun yang tidak, seharusnya meningkatkan jumlah judul buku yang terbit dan juga jumlah buku secara keseluruhan. Namun, data terbaru jumlah judul dan jumlah buku yang diterbitkan anggota IKAPI DKI Jakarta  tiga tahun terakhir belum ada.

 Tabel 1: Anggota IKAPI DKI Jakarta Berdasar Badan Usaha

No. Badan Usaha f % Valid %
1. PT 158 63.71 64.23
2. CV 66 26.61 26.83
3. Yayasan 21 8.47 8.54
4. Pusat Penerbitan 1 .40 .41
5. Total 246 99.19 100.00
6. Miss 2 .81
7. Total 248 100.00

Profil anggota IKAPI DKI Jakarta sampai Juli 2007, berdasar badan usaha, mereka dapat digolongkan menjadi empat, Perseroan Terbatas (PT), CV, Yayasan, dan Pusat Penerbitan. Yang paling banyak, 64,23% merupakan PT. Karena PT merupakan badan usaha milik beberapa orang pesero dan CV milik perorangan, dari segi kekuatan modal dan jumlah karyawan, jelas lebih separuh anggota IKAPI DKI Jakarta dapat disebut perusahaan “besar”. Seberapa besar? Data terbaru mengenai permodalan, jumlah karyawan, dan kualitas mereka (pendidikan dan pengalaman kerja) masih belum tersedia.

Tabel 2: Anggota IKAPI DKI Jakarta Berdasar Kota

No. Kota f % Valid %
1. Jakarta 222 89.52 89.52
2. Depok 6 2.42 2.42
3. Bekasi 10 4.03 4.03
4. Tanggerang 7 2.82 2.82
5. Bogor 3 1.21 1.21
6. Total 248 100.00 100.00

Anggota IKAPI DKI Jakarta sampai Juli 2007, berdasar kota tempat domisili mereka, paling banyak berada di Jakarta, 89,52%. Sisanya, tersebar di empat kota lain, Depok, Bekasi, Tanggerang, dan Bogor. Karena itu, deskripsi selanjutnya hanya difokuskan pada anggota IKAPI DKI Jakarta yang berdomisili di DKI Jakarta.

Tabel 3: Anggota IKAPI DKI Jakarta Berdasar Wilayah Jakarta

No. Wilayah f % Valid %
1. Pusat 60 24.19 27.03
2. Barat 16 6.45 7.21
3. Timur 58 23.39 26.13
4. Utara 12 4.84 5.41
5. Selatan 76 30.65 34.23
6. Total 222 89.52 100.00
7. Missing 26 10.48
8. Total 248 100.00

Anggota IKAPI DKI Jakarta, berdasar pembagian wilayah  Jakarta, paling banyak berdomisili di Jakarta Selatan, 34,23% dari  222 anggota dan di wilayah Jakarta Pusat, 27,03%.  Sedangkan di Jakarta Barat maupun di Jakarta Utara, anggota IKAPI DKI Jakarta  sangat kecil, hanya 5, 41% sampai 7,21%. Hal ini menunjukkan dua kemungkinan, pertama di Jakarta Barat dan di Jakarta Utara memang miskin penerbit dan kedua, di sana ada banyak penerbit, namun belum terengkuh menjadi anggota IKAPI DKI Jakarta.  Bila yang terjadi kemungkinan pertama, sebaran anggota IKAPI DKI Jakarta itu merupakan suatu pola yang perlu ditelusuri lebih lanjut.  Mengapa para penerbit lebih banyak muncul di wilayah-wilayah Jakarta Selatan, Pusat, dan Timur?

Tabel 4: Badan Usaha Anggota IKAPI DKI Jakarta  Berdasar Wilayah di Jakarta

Badan Usaha
No. Wilayah PT CV Yayasan Total
f % f % f % f %
1. Pusat 37 25.52 11 20.00 11 55.00 59 26.82
2. Barat 13 8.97 1 1.82 2 10.00 16 7.27
3. Timur 37 25.52 21 38.18 58 26.36
4. Utara 6 4.14 4 7.27 2 10.00 12 5.45
5. Selatan 52 35.86 18 32.73 5 25.00 75 34.09
6. Total 145 100.00 55 100.00 20 100.00 220 100.00

Selanjutnya, bila pertanyaan itu ditelusur dengan memperhatikan badan-badan usaha anggota IKAPI DKI Jakarta dengan domisili wilayah penerbitan mereka, tampak badan usaha penerbit yang berbentuk PT lebih banyak di Jakarta Selatan, CV di Jakarta Timur, dan Yayasan di Jakarta Pusat. Yang terakhir ini sangat menonjol, 55% dari seluruh yayasan yang menerbitkan buku ada di Jakarta Pusat.

Tabel 5: Anggota IKAPI DKI Jakarta Berdasar Bidang Terbitan

No. Bidang Terbitan f % Valid
1. Umum 50 20.16 21.55
2. Pelajaran 58 23.39 25.00
3. Agama Islam 48 19.35 20.69
4. Bacaan Anak 26 10.48 11.21
5. Perguruan Tinggi 12 4.84 5.17
6. Seri Tokoh 5 2.02 2.16
7. Hukum 5 2.02 2.16
8. Manajemen 4 1.61 1.72
9. Lain-lain 24 9.68 10.34
10. Total 232 93.55 100.00
11. Missing 16 6.45
12. Total 248 100.00

Berdasar bidang terbitan mereka, Aggota IKAPI DKI Jakarta paling banyak memposisikan diri sebagai penerbit  buku-buku pelajaran, 25,00% dari 232 anggota, disusul 21,55% buku-buku umum, dan 20,69% buku-buku Islam. Data ini menunjukkan tiga pola utama kecenderungan bidang terbitan para anggota IKAPI DKI Jakarta.

Tabel 6: Badan Usaha Anggota IKAPI DKI Jakarta  Berdasar Bidang Terbitan

Badan Usaha
No. Bidang Terbitan PT CV Yayasan Total
f % f % f f %
1. Umum 33 24.44 8 15.38 2 10.53 43 20.87
2. Pelajaran 33 24.44 14 26.92 47 22.82
3. Agama Islam 22 16.30 11 21.15 12 63.16 45 21.84
4. Bacaan Anak 16 11.85 9 17.31 25 12.14
5. Perguruan Tinggi 6 4.44 2 3.85 3 15.79 11 5.34
6. Seri Tokoh 4 2.96 1 1.92 5 2.43
7. Hukum 2 1.48 3 5.77 5 2.43
8. Manajemen 4 2.96 4 1.94
9. Lain-lain 15 11.11 4 7.69 2 10.53 21 10.19
10. Total 135 100.00 52 100.00 19 100.00 206 100.00

Bila tiga pola itu dihubungkan dengan badan usaha mereka, tampak Anggota IKAPI DKI Jakarta yang berbadan usaha PT cenderung menerbitkan buku-buku umum dan buku-buku pelajaran, masing-masing 24,44%. Sedangkan badan usaha CV lebih banyak bergerak di bidang buku pelajaran, 26,92% dari seluruh CV. Dan, badan usaha yayasan lebih banyak, 63,16%, menerbitkan buku-buku Islam. Artinya, untuk menerbitkan buku-buku umum dan pelajaran sebuah penerbit memang membutuhkan usaha-usaha untuk menghimpun berbagai pesero ketimbang menerbitkan buku-buku pelajaran yang cenderung ditangani secara perorangan dalam bentuk CV; dan dalam menangani penerbitan buku-buku Islam; cukup dikelola yayasan.

Kecenderungan-kecenderungan ini sangat penting dipertimbangkan dalam melihat peningkatan jumlah judul buku dan juga jumlah buku yang diterbitkan anggota IKAPI DKI Jakarta. Bentuk badan usaha mereka sangat jelas berkaitan dengan tempat domisili dan bidang terbitan mereka. Hal ini diperkirakan juga ikut mempengaruhi jumlah karyawan, dan kualitas mereka (pendidikan dan pengalaman kerja).

2. Masalah

Uraian sebelumnya menunjukkan, bentuk-bentuk badan usaha anggota Ikapi DKI Jakarta sangat jelas berkaitan dengan tempat domisili dan bidang terbitan mereka. Kecenderungan-kecenderungan ini mengundang pertanyaan, apakah bentuk-bentuk badan usaha mereka juga berkaitan dengan jumlah karyawan? Apakah PT lebih memiliki jumlah karyawan yang lebih besar dari pada dua jenis badan usaha lain? Lalu, bagaimana produktivitas mereka? Bagaimana kaitan antara jumlah karyawan dengan peningkatan produktivitas penerbit anggota  Ikapi DKI Jakarta? Paling tidak, bentuk-bentuk badan usaha anggota Ikapi DKI Jakarta perlu dipertimbangkan sebagai dasar dalam melihat peningkatan jumlah karyawan dan produktivitas penerbit anggota Ikapi DKI Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana bentuk badan usaha mereka sangat berkaitan dengan jumlah karyawan. Badan usaha diperkirakan ikut menentukan jumlah karyawan dan kualitas mereka (pendidikan dan pengalaman kerja). Selanjutnya, jumlah karyawan diperkirakan akan menentukan produktivitas kerja penerbitan, termasuk antara lain, jumlah judul dan jumlah buku yang diterbitkan mereka tiga tahun terakhir. Berdasarkan semua ini timbul pertanyaan: Bagaimana hubungan antara jumlah karyawan dengan produktivitas penerbit anggota Ikapi DKI Jakarta? (Bersambung)