1.1. Pendahuluan
Bab ini akan menjelaskan konsep-konsep dasar atau batasan tentang psikologi industri dan organisasi. Batasan yang perlu diperjelas pertama kali adalah batasan tentang psikologi itu sendiri. Kemudian baru dikemukakan beberapa batasan tentang psikologi industri dan organisasi. Setelah itu, akan ditegaskan ruang lingkup psikologi industri dan organisasi melalui penjelasan tentang aliran-aliran yang ada dalam psikologi serta cabang-cabang psikologi.
1.2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Pembaca mampu menjelaskan konsep-konsep dasar psikologi industri dan organisasi serta ruang lingkupnya. Batasan-batasan psikologi industri dan organisasi mencakup: arti psikologi, arti psikologi industri dan organisasi. Sedangkan ruang lingkupnya berkaitan dengan: manusia sebagai obyek kajian psikologi, aliran-aliran, dan cabang-cabang dalam psikologi.
1.3. Arti Psikologi: Ilmu Jiwa
Psikologi berasal dari kata-kata Yunani, psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah, psikologi berarti ilmu jiwa. Tapi, sejak dahulu, para ahli tidak pernah mencapai kesepakatan dalam mengartikan jiwa. Pada zaman Yunani Kuno, beberapa abad sebelum Masehi, para filsuf mencoba mempelajari jiwa. Ada yang berpendapat, jiwa adalah ide (Plato). Ada juga yang berpendapat, jiwa adalah karakter (Hipocrates) atau fungsi mengingat (Aristoteles). Pada abad ke-17, filsuf Perancis Rene Descartes berpendapat, jiwa adalah akal atau kesadaran. Sedangkan filsuf Inggris George Berkeley yang hidup di akhir abad yang sama menyatakan, jiwa adalah persepsi. Filsuf lain dari Inggris John Locke beranggapan, jiwa adalah kumpulan ide yang disatukan melalui asosiasi.
Ketika ilmu faal mulai berkembang pada abad 18, para ilmuwan bidang ini menyatakan jiwa sebagai proses sensomotoris, yaitu pemrosesan rangsang-rangsang yang diterima syaraf-syaraf indera (sensoris) di otak sampai terjadi reaksi berupa gerak otot-otot (motoris) maupun sekresi kelenjar-kelenjar. Marshall Hall, misal, menemukan mekanisme refleks dan Paul Broca menemukan pusat bicara di otak. Fritz dan Hitzig menemukan daerah pusat-pusat sensoris di otak yang terpisah dari daerah pusat-pusat motoris. Seorang pakar ilmu faal Rusia Ivan Pavlov (1849-1936) berpendapat, psikologi tidak berbeda dari ilmu faal karena yang dipelajari psikologi adalah refleksrefleks saja (Sarwono, 1984:3-4).
Karena ragam pandangan ini, dalam era yang lebih modern, para ahli cenderung mencari titik temu. Sejak 1897, di Leipzig, Wilhelm Wundt untuk pertama kali mengajukan gagasan untuk memisahkan psikologi dari ilmu-ilmu induknya, filsafat dan ilmu faal. Ia mendirikan laboratorium sendiri di kota itu yang khusus menyelidiki gejala-gejala psikologi. Objek studi dari psikologi Wundt bukan lagi konsep-konsep abstrak seperti dalam filsafat, juga bukan refleks yang bersifat faal, melainkan perilaku yang bisa dipelajari secara objektif. Metode yang dipergunakan waktu itu adalah metode introspeksi. Orang yang dijadikan objek studi diminta menceritakan kembali pengalaman-pengalaman selama ia menjalani proses penelitian (Sarwono, 1986:72). (Bersambung)