PERILAKU SOSIAL ORGANISASI (2)

3.3. Komunikasi

Interaksi-interaksi antarmanusia  mengakibatkan individu-individu saling mempengaruhi. Hal ini  menghasilkan  suatu  kontak dalam bentuk  proses  psikologi, secara  langsung maupun tidak, di antara individu  yang berbeda. Proses interaksi ini berhubungan dengan  suatu mekanisme perantara yang disebut komunikasi.  Komunikasi  ialah tindak pengiriman dan  penerimaan  suatu pernyataan dari seorang individu kepada  individu lain  dengan motivasi tertentu yang melibatkan,  antara lain, sensasi, persepsi, citra, kognisi, dan sikap-sikap.

3.3.1. Pengirim dan Penerima

Seseorang  mengirimkan suatu  pernyataan,  prinsipnya,  sebagai suatu cara untuk mewujudkan  motifnya. Hal  ini dilakukan jika ia menganggap  tujuan-tujuannya lebih mudah dicapai dengan menyampaikan  informasi yang dimiliki kepada individu lain. Akibatnya,  terjadi suatu perubahan  dalam distribusi  informasi  sehingga pengirim  dan  penerima pernyataan  memiliki  informasi yang  kurang lebih serupa, sekurang-kurangnya  mengenai satu pokok persoalan utama.

Pengiriman pernyataan sebagaimana  bentuk-bentuk perilaku  lain,  terjadi berdasarkan  pada  motif-motif pengirim  terhadap  penerima, yang  berhubungan  dengan suatu tujuan. Motif-motif dalam pengiriman  pernyataan ini  dapat  digolongkan dalam tiga  orientasi  berdasar individu yang terlibat dalam peristiwa komunikasi itu.

  1. Motif-motif  berorientasi pada diri  sendiri,  yaitu motif yang berhubungan dengan tujuan pengirim  pernyataan.
  2. Motif-motif  berorientasi pada penerima  pernyataan, yaitu motif yang berhubungan dengan tujuan  penerima pernyataan.
  3. Motif-motif berorientasi pada dua belah pihak, yaitu motif yang berhubungan dengan tujuan pengirim maupun penerima.

Semua pengiriman pernyataan berhubungan  dengan informasi  tertentu.  Pernyataan-pernyataan  itu  biasa ditujukan  kepada penerima yang terseleksi,  yang  dianggap sebagai sasaran. Motif-motif pengirim  pernyataan dan  motif-motif penerima pernyataan, pada  taraf  ini, saling  tergantung  satu  sama  lain   (interdependen).

Terdapat saling hubungan dan saling pengaruh di  antara motif-motif mereka. Seseorang mengirim pernyataan bila ia  mempunyai motif yang kuat untuk mencapai suatu tujuan dan berharap  bahwa  penyamaan informasi  mengenai  hal  tersebut dapat mencapai tujuannya. Motif-motif ini,  dipengaruhi situasi waktu itu maupun oleh proses-proses  psikologi dasar pada  waktu sebelumnya.  Motif-motif  pengiriman pernyataan tidak terlepas dari kenyataan ini: Komunikasi,  seperti  juga  bentuk perilaku  lain,  adalah  hasil pengaruh situasional dan pengaruh-pengaruh  psikologi, antara lain sensasi, persepsi, citra, kognisi, dan sikap.

Pengaruh  sensasi, persepsi, citra, kognisi, dan  sikap dalam pengiriman pernyataan dapat dikaitkan dengan  dua hal:

  1. Pokok  persoalan utama dalam pernyataannya:  umumnya pernyataan yang dikirim ialah pokok persoalan  utama yang  minimal  telah  dikenal.  Sensasi,   persepsi, kognisi, dan sikap pengirim terhadap pokok persoalan ini sangat menentukan pengirimannya kepada penerima. Hal  ini  disebabkan tiga  faktor  yang  berhubungan dengan pokok persoalan dalam pernyataan tersebut.
  • Informasi seseorang mengenai sesuatu  mempengaruhi,  antara lain sensasi, persepsi, citra, kognisi,  dan sikapnya terhadap hal tersebut.
  • Setiap  individu tergantung pada  individu   lain dalam   perolehan  informasi-informasi   penting karena keterbatasan pengalamannya.
  • Setiap  saat, selalu ada informasi baru   mengenai sesuatu meski sebelumnya seseorang telah  mempunyai begitu banyak informasi.
  1. Sensasi,  persepsi, citra, kognisi,  dan  sikap   pengirim terhadap  penerima pernyataan:  pengaruh  psikologi dalam diri pengirim terhadap penerima  dapat  digolongkan dalam tiga komponen:
  • Komponen  sensasi  dan  persepsi  pada   pengirim terhadap penerima pernyataan. Semakin kuat ketertarikan pengirim terhadap penerima, semakin besar kemungkinan  pernyataan dikirim kepada  penerima. Faktor  yang  menentukan  ketertarikan  pengirim, antara lain, kesamaan sensasi, persepsi, kognisi, dan  sikap penerima terhadap  persoalan  tersebut dengan dirinya.
  • Komponen  kognisi  pengirim  terhadap   penerima. Semakin  relevan ciri-ciri penerima dengan  pokok persoalan   yang  hendak  disampaikan   pengirim, semakin  besar  kemungkinan  pernyataan   dikirim kepada  penerima. Pengirim akan mengirim  pernyataan  kepada orang yang dianggapnya sanggup  mencerna pernyataan dan menggunakan informasi secara tepat. Selain itu, pengirim menganalisis informasi  yang ada pada penerima: Apakah penerima  mempunyai lebih banyak informasi atau lebih  sedikit dari pada yang dimilikinya atau penerima memiliki informasi yang berbeda dengan dirinya.
  • Komponen  sikap pengirim terhadap penerima.  Bila pengirim  mempunyai sikap positif bahwa  penerima mempunyai ketertarikan terhadap dirinya,  semakin besar kemungkinan penerima menjadi sasaran  pernyataanya.  Selain  itu, pengirim  juga  menimbang bagaimana perasaan penerima terhadap dirinya.

3.3.2.  Pernyataan

Semua pernyataan mempunyai dua ciri pokok.  Ciri pertama,  pernyataan  memiliki  satu  pokok   persoalan utama.  Perhatian penerima pernyataan diarahkan  kepada pokok persoalan ini. Ia merupakan sesuatu yang  mengandung informasi penting. Dalam penulisan berita diletakan  pada  teras berita. Ciri kedua,  suatu  pernyataan adalah  simbolik.  Pernyataan  merupakan  sesuatu  yang mewakili  atau menghadirkan hal lain.

Dalam  pernyataan “saya lapar”,  pengirim tidak mengirim rasa  lapar  ke perut penerima, tapi ia mengirimkannya ke dalam  proses psikologi penerima dengan simbol-simbol yang  mewakili rasa  lapar.  Simbol-simbol dalam  pernyataan  biasanya dalam bentuk kata-kata atau bahasa.

Pernyataan  yang dikirim kepada  penerima  dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan kandungan fakta:

  • Pernyataan faktual, pernyataan yang  lebih mengandung  segala  sesuatu  yang  terjadi sebagaimana   adanya,  cenderung   sebatas sensasi, tidak mengandung persepsi, sikap, dan  motif berorientasi pada diri.  Karena itu, ciri utama pernyataan mengenai fakta, tidak mengandung kata sifat. Umpama benci, sinis, sangat indah, dan lain-lain.  Pernyataan  faktual  ini  dalam   jurnalistik digunakan dalam berita.
  • Pendapat,  pernyataan yang cenderung  mengandung  persepsi,  kognisi,  sikap,   dan motif-motif  yang berorientasi pada  diri. Karena  itu,  ciri utama  pernyataan  ini, menggunakan pernyataan-pernyataan argumentatif dan mengandung kata-kata sifat.
  • Pernyataan faktual bercampur dengan pendapat.  Pernyataan ini cenderung  mengandung persepsi,  sikap-sikap,  dan   motif-motif berorientasi pada diri. Pernyataan semacam ini  sering terjadi dalam  komunikasi  sehari-hari. Hal-hal yang terjadi sebagaimana  adanya diberi penilaian  dan  tafsiran yang kadang kala jauh dan sangat  menjauhi kejadian sebenarnya.

2. Berdasarkan keseimbangan faktanya:

  • Pernyataan satu sisi, pernyataan ini hanya menyajikan  fakta-fakta  sepihak.  Hal-hal yang   bertentangan   dengan   fakta-fakta tersebut  disingkirkan. Penyajian  pernyataan  satu sisi ini efektif untuk  merubah pendapat orang-orang yang sebelumnya telah memiliki  pendapat yang mendukung.  Selain itu,   orang-orang  berpendidikan   kurang lebih terpengaruh pernyataan  satu  sisi. Penyajian  pernyataan  dua  sisi  terhadap orang-orang  berpendidikan  kurang   telah dibuktikan tidak efektif.
  • Pernyataan dua sisi, pernyataan ini menyajikan fakta-fakta dari dua pihak . Hal-hal yang   bertentangan   dengan   fakta-fakta tersebut  dimuat  bersama-sama.  Penyajian pernyataan  dua  sisi  ini  efektif  untuk merubah  pendapat  orang  yang  sebelumnya memiliki  pendapat yang menentang.  Selain itu, orang-orang berpendidikan lebih mudah dipengaruhi  dengan  pernyataan  yang  dua sisi.

3.3.3. Komunikasi massa

Pernyataan-pernyataan yang disampaikan  pengirim dapat langsung  kepada  penerima,  disebut  komunikasi interpersonal,  dapat  pula  menggunakan  medium,  satu diantaranya media massa, yang disebut komunikasi massa.

Komunikasi  massa  ialah jenis  komunikasi  yang ditujukan  secara  terbuka  kepada  sejumlah  individu, tersebar  luas, heterogen, anonim, melalui media  cetak atau elektronik secara searah, sehingga pernyataan yang sama  dapat diterima secara serentak dan  relatif  pada saat bersamaan.

Agar  lebih jelas, berikut ini dikemukakan  perbandingan komunikasi massa dengan komunikasi  interpersonal. Dalam hal ini, sistem komunikasi massa mempunyai karakteristik psikologi  yang khas dibandingkan dengan  sistem  komunikasi interpersonal  yang  tampak pada  :  pengendalian  arus informasi,  umpan  balik,  stimulasi  indera,  proporsi unsur isi dengan hubungan.

  1. Pengendalian arus informasi: Pengendalian arus informasi  ialah  pengaturan arah dan jalan  pembicaraan  yang disampaikan  dan  diterima.  Dalam  komunikasi   massa, pengendalian  arus  informasi  tidak  dapat   dilakukan secara  langsung. Begitu pernyataan disampaikan  kepada khalayak, arah dan isinya tak dapat segera dirubah atau dipengaruhi,  ditambah  atau  dikurangi.  Ralat   hanya dilakukan  pada waktu penyampaiannya. Dalam  komunikasi interpersonal, pengendalian arus informasi dapat  dilakukan secara langsung. Arah pembicaraan  dapat  diatur saat  itu juga sesuai kebutuhan. Jika  pengirim  merasa dan  menganggap  arah pembicaraan melantur,  ia  segera dapat mengingatkan  penerima  atau  segera  menentukan kembali pokok pembicaraan.
  2. Umpan balik: Dalam komunikasi, umpan balik dapat  diartikan sebagai  respon dan peneguhan.  Sebagai  respon, umpan balik adalah pernyataan yang dikirim kembali dari penerima ke pengirim untuk memberitahukan reaksi penerima  dan  memberikan  landasan  kepada  pengirim  untuk menentukan perilaku selanjutnya. Umpan balik ini  dapat lewat satu saluran atau lewat berbagai saluran.  Umpan balik sebagai  peneguhan bermula  dari  psikologi  behaviorisme. Respon yang diperteguh akan mendorong orang untuk mengulangi respon tersebut dan respon yang  tidak diperteguh  akan dihilangkan. Karena itu,  umpan  balik adalah respon yang berfungsi mendorong atau  merintangi kelanjutan perilaku (umpan balik negatif dan positif). Pada  komunikasi  interpersonal,  umpan  balik  sebagai respon mempunyai volume tidak terbatas dan lewat berbagai saluran. Respon diberikan penerima pernyataan  saat itu juga dan pembicaraan dapat dilakukan  sepuas-puasnya.  Pada komunikasi massa, umpan balik sebagai  respon terbatas  atau  tertunda  atau tidak  ada  sama  sekali (diam)  karena  komunikasi massa  bersifat  satu  arah. Penyampaian  pernyataan dibatasi oleh ruang dan  waktu. Pernyataan  tidak  dapat disajikan semau  hati.  Karena itu, ada proses seleksi. Tidak semua persoalan diinformasikan pada penerima melalui media massa.
  3. 3.      Stimulasi alat indera: Dalam komunikasi  interpersonal, orang menerima  rangsang lewat seluruh  alat  inderanya (mendengar,  melihat, mencium, meraba,  dan  mengecap). Dalam komunikasi massa, rangsang alat indera  bergantung pada  jenis media massa. Radio didengar, koran  dibaca, televisi dilihat dan didengar. Dalam hal ini, komunikasi  sangat terbatas sekali. Walaupun  penerima  melihat kue  di televisi atau di koran, ia tidak dapat  menyentuhnya  dan juga tak dapat mencium baunya. Karena  itu, penekanan-penekanan  rangsang tertentu  pada  komunikasi massa perlu  diberikan agar penerima  dapat  menangkap rangsang-rangsang tersebut dan menggugah seluruh komponen psikologis  sebagaimana  jika  rangsang  itu   ditangkap seluruh indera penerima secara langsung dalam komunikasi interpersonal.
  4. Proporsi  unsur isi dengan hubungan: Setiap  komunikasi melibatkan  unsur isi dan unsur hubungan sekaligus  dan dua unsur hubungan itu sangat penting. Dalam komunikasi interpersonal yang menentukan efektifitas bukanlah  isi tetapi  aspek hubungan manusiawi, bagaimana  komunikasi itu  dilangsungkan  antar  pengirim  dengan   penerima. Pembicaraan  dilakukan ke mana suka, tidak  terstruktur dan  sistematis.  Sedangkan  sistem  komunikasi   massa menekankan  pada isinya. Hal ini  ‘memaksa’  komunikasi massa mencari  bentuk  atau  struktur  tertentu  untuk menekankan isi. Pernyataan berbentuk berita dan  pendapat-pendapat  disusun berdasarkan sistem  tertentu  dan ditulis dengan menggunakan tanda-tanda baca dan  pembagian  paragraf  yang tertib.  Berita,  umpama,  disusun dalam bentuk piramida terbalik. Pada komunikasi  massa, proporsi  aspek struktur ini akhirnya lebih utama  dari pada aspek hubungan manusiawi.