Sumber Berita, Fakta, dan Berita (1)

Oleh: Sonny Nurman Sanusi

Artikel ini merupakan tulisan Sonny N.S. yang dikutip dari majalah Komunika, Warta Ilmiah Populer Komunikasi Dalam Pembangunan, tahun ke III, nomor 2, 1982, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Artikel almarhum ini, berjudul asli “Sumber Berita, Fakta, dan Berita, Sebuah Tinjauan”, dikutip di sini semata-mata demi kepentingan mempelajari ilmu jurnalistik, khususnya kaitan antara fakta dengan berita. Tulisan ini dimuat di Maya Aksara dalam dua bagian, secara bersambung.  Terimakasih.

Pendahuluan

Apa itu berita? Pertanyaan ini merupakan pertanyaan klasik yang terus dipertanyakan orang. Mungkin pertanyaan tersebut sudah ada sejak orang-orang di jaman Romawi, melihat papan yang memuat peristiwa-peristiwa penting dan hari-hari besar, hasil karya Pontifex Maximus, seorang pendeta tertinggi di masa itu. Papan itu diberi nama Annalen. Mungkin juga pertanyaan itu lahir di jaman Julius Caesar, ketika rakyat Roma melihat Acta Senatus dan Acta Diurna terpancang di lapangan terbuka.

Memang sulit mencari bukti bahwa pertanyaan itu sudah lahir sejak jaman dulu. Meski demikian satu hal yang jelas, sudah banyak para ahli bidang jurnalistik yang mencari dan mendapatkan jawab atas pertanyaan “apa itu berita”.

Banyak pendapat yang dikemukakan tentang hal itu. Beberapa contoh:

1. G.W. Johnson dalam “What is News”.[1]

Berita ialah suatu kisah atau lukisan tentang sesuatu kejadian yang dapat memberi kepuasan atau kesenangan kepada seorang wartawan tulen untuk menuliskan dan mengumumkannya.

2. ML. Spencer dalam “News Writing.[2]

Berita ialah suatu pemberitahuan atau cerita yang tepat tentang sesuatu pikiran atau kenyataan yang menarik perhatian banyak pembaca.

3. Tom Clack.[3]

Berita adalah informasi tentang kejadian baru yang paling penting bagi jumlah manusai yang paling besar.

4. E.C. Hopwood.[4]

Berita ialah pelaporan yang pertama tentang sesuatu kejadian penting yang berharga atau ada artinya bagi publik.

5. M.V. Charnley.[5]

Berita adalah laporan hangat mengenai fakta atau pendapat yang menarik atau penting, keduan-duanya, bagi banyak orang.

Dan banyak lagi pendapat para ahli tentang “apa itu berita”. Seakan-akan pertanyaan tersebut tidak akan pernah terjawab secara pasti. Setiap manusia yang hidup di dunia ini memiliki pendapat tertentu mengenai “apa itu berita”, sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman hidupnya. Meskipun demikian, mungkin semua orang sependapat bahwa berita itu ada karena adanya sumber berita dan fakta. Tanpa adanya sumber berita dan fakta, tidak pernah ada yang disebut berita. Tapi jika berita itu dipaksa ada, tanpa adanya fakta dan sumber berita, maka dapat dipastikan bahwa itu adalah berita khayalan atau berita bohong.

Apa itu sumber berita?

Sumber berita adalah tempat atau dari mana asalnya berita itu diperoleh. Bagi seorang pencari berita atau wartawan, kegiatan pertama yang mereka lakukan ialah mencari dan menemukan sumber berita. Mereka akan mendatangi kantor polisi, rumah sakit, pengadilan, pameran pasar, atau instansi pemerintah maupun swasta. Disamping itu pun si pencari berita akan mendatangi lokasi bencana alam, menyaksikan pertandingan atau perlombaan olahraga, lokasi kebakaran, dan sebagainya.

Banyak sumber berita yang dapat ditemukan. Pada kenyataannya sumber berita selalu berpangkal pada manusia dan alam sekitar manusia. Manusia sebagai sumber berita tidak terbatas hanya pada para pejabat dari instansi pemerintah atau swasta, tetapi juga mereka yang tidak memiliki kedudukan tertentu seperti abang becak, tukang sayur, sopir, kondektur, dan sebagainya.

Meskipun demikian tidak semua manusia tepat untuk dijadikan sumber berita. Manusia tepat untuk dijadikan sumber berita, apabila manusia tersebut:

  1. Terlibat langsung di dalam suatu masalah atau peristiwa yang dijadikan berita (manusia tersebut mengalami sendiri peristiwa atau masalahnya).
  2. Tidak terlibat langsung di dalam suatu masalah atau peristiwa yang dijadikan berita, tetapi mempunyai hubungan erat secara formal, persahabatan, persaudaraan, atau keluarga dengan manusia yang terlibat langsung pada masalah/peristiwa tersebut.
  3. Menyaksikan jalannya atau terjadinya suatu peristiwa yang dijadikan berita (manusia tersebut biasa dinamakan saksi mata).
  4. Memiliki wewenang dan menangani secara langsung suatu masalah atau peristiwa yang dijadikan berita (misalnya, polisi yang bertugas menangani langsung suatu peristiwa kejahatan).
  5. Ahli di dalam bidangnya. (Misalnya seorang ahli pelayaran dapat diminta pendapatnya, sehubungan dengan terjadinya peristiwa kapal yang tenggelam).

Sumber berita selalu berpangkal pada manusia dan alam sekitar manusia. Kegiatan atau kejadian yang berpangkal pada manusia dan alam sekitar manusia, serta pendapat yang dinyatakan manusia tentang suatu masalah/peristiwa, adalah wujud dari sumber berita. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa wujud dari sumber berita terdiri atas peristiwa dan pendapat.

Yang dimaksud peristiwa adalah segala sesuatu kegiatan atau kejadian. Peristiwa yang berpangkal pada manusia terdiri atas:

  1. Kegiatan yang dilakukan manusia. Contoh: perlombaan olahraga renang, perampokan, pembunuhan, dan sebagainya.
  2. Kejadian yang menimpa/dialami manusia. Contoh: korban bencana alam, korban kecelakaan, dan sebagainya.
  3. Kegiatan atau kejadian yang diamati/dipelajari manusia. Contoh: penelitian ruang angkasa, penelitian kehidupan di bawah air, dan sebagainya.

Di samping peristiwa yang berpangkal pada manusia, ada peristiwa yang berpangkal pada alam sekitar manusia. Yang tergolong alam sekitar manusia yaitu segala makhluk yang bukan manusia dan benda-benda di sekitar manusia seperti hewan, tumbuh-tumbuhan, gunung, laut, dan sebagainya. Peristiwa yang berpangkal pada alam sekitar manusia dapat dijadikan sumber berita, apabila peristiwa tersebut diketahui oleh manusia.

Yang dimaksud dengan pendapat ialah hasil pemikiran dan perasaan manusia tentang suatu masalah/peristiwa. Contoh: pendapat X tentang tenggelamnya kapal Tampomas II, adalah hasil pemikiran dan perasaan X tentang peristiwa tenggelamnya kapal Tampomas II. Suatu pendapat, dapat juga disebut sebagai pemahaman dan penilaian manusia tentang suatu masalah/peristiwa.

Perhatian pembeli berita pada peristiwa atau pendapat

Seorang pencari berita akan berusaha mendapatkan suatu peristiwa atau pendapat yang paling menarik, yang paling penting dan berharga, untuk dijadikan berita. Menarik, penting dan berharganya suatu peritiwa atau pendapat untuk dijadikan berita, berkaitan erat dengan perhatian si pembeli berita terhadap bidang masalah yang dikandungnya.

Perhatian pembeli berita (yang dimaksud pembeli berita ialah pembaca bagi suratkabar dan majalah, penonton bagi televisi dan film berita, pendengar bagi radio) terhadap bidang masalah yang dikandung suatu peristiwa atau pendapat tidaklah sama. Ada pembeli berita yang menaruh perhatian terhadap olahraga sebagai bidang masalah yang dikandung suatu peristiwa atau pendapat. Ada pembeli berita yang menaruh perhatian terhadap politik, kriminal, seks, ekonomi, kesehatan, kebudayaan, dan sebagainya.

Pusat perhatian pembeli berita bukan hanya berbeda satu dengan yang lainnya, tetapi besar/kecilnya perhatian itu pun tidaklah sama. Besar/kecilnya perhatian pembeli berita pada suatu bidang masalah yang dikandung suatu peristiwa/pendapat, ditentukan hal-hal sebagai berikut:

  1. Kepentingan pembeli berita. Termasuk didalamnya kepentingan pribadinya, kepentingan keluarganya, kepentingan golongannya, dan kepentingan yang lebih luas atau masyarakat. Makin dekat kaitan suatu peristiwa atau pendapat dengan kepentingan pembeli berita, makin besar perhatiannya pada peristiwa atau pendapat tersebut.
  2. Jarak antara tempat terjadinya peristiwa dengan pembeli berita. Makin dekat jarak antara tempat terjadinya suatu peristiwa dengan pembeli berita, makin besar perhatian pembeli berita terhadap peristiwa tersebut. Contoh: suatu peristiwa pembunuhan terjadi di daerah Kebayoran. Berita tentang peristiwa tersebut akan lebih menarik perhatian pembeli berita di daerah Kebayoran atau Jakarta, dibandingkan pembeli berita yang bertempat tinggal di Irian Jaya atau Medan (yang terbunuh bukan orang terkenal, atau yang memiliki nama besar di masyarakat).
  3. Daya pengaruh yang ditimbulkan suatu masalah. Makin besar daya pengaruh yang dapat ditimbulkan suatu masalah/peristiwa, makin besar perhatian pembeli berita terhadap masalah/peristiwa tersebut. Besar/kecilnya daya pengaruh suatu masalah/peristiwa, bergantung pada besar/kecilnya akibat yang dapat dirasakan oleh masyarakat pada umumnya atau banyak orang. Contoh: pengumuman pemerintahan tentang kenaikan harga bahan bakar minyak(BBN).
  4. Ruang lingkup dari suatu masalah/peristiwa. Makin besar ruang lingkup dari masalah/peristiwa tersebut, makin besar perhatian pembeli berita terhadap masalah/peristiwa tersebut. Besar/kecilnya ruang lingkup suatu masalah/peristiwa bergantung pada:

4.a. besar/kecilnya jumlah manusia yang terlibat di dalam masalah tersebut. Contoh: tenggelamnya kapal Tampomas II di sekitr kepulauan Masalembo.

4.b. besar/kecilnya keanekaragaman unsur yang dikandung masalah/peristiwa tersebut. Contoh: pelaksanaan Olympiade, pelaksanaan kampanye.

Bagi seorang pencari berita, sudah menjadi keharusan untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa atau pendapat yang paling menarik perhatian sebagian besar/keseluruhan pembeli berita. Hal iniyang menyebabkan lahirnya suatu pendapat bahwa berita terbaik, adalah berita yang dapat menarik perhatian sebagian besar/keseluruhan pembaca (suratkabar/majalah), pendengar (radio), penonton (televisi/film berita). Makin banyak berita terbaik dapat dimuat/disiarkan, makin besar jumlah pembeli beritanya.

(Bersambung)


[1] Mr. Sumanang, Beberapa soal tentang pers dan jurnalistik, Balai Pustaka, Jakarta, 1952, hal. 80.

[2]  Ibid., hal. 81.

[3] Parada Harahap, Ilmu Jurnalistik, Akademi Wartawan Jakarta, 1952, hal. 16.

[4] Mr. Sumanang, Op.cit., hal. 81.

[5] M.V. Charnley, Reporting, 3rd edition, Holt Rinehart and Winston, USA, 1975, hal. 44.