5. Cabang-cabang Psikologi

Psikologi  dapat diterapkan pada setiap bidang kehidupan manusia. Wajar cabang-cabang psikologi bertambah banyak. Psikologi selalu berkembang. Tahun 1984, jumlah divisi dalam Asosiasi Psikologi Amerika Serikat (American Psychological Association/ APA) berjumlah 42. Setiap divisi mewakili satu cabang atau bidang studi psikologi.  Pada 1989, jumlah ini sudah menjadi 48. Namun, selama sejarah organisasi itu, tentu tidak hanya cabang-cabang baru yang muncul, tetapi juga ada cabang-cabang (divisi-divisi) psikologi yang dihapus atau digabung dengan cabang lain. Semua menunjukkan dinamika perkembangan psikologi.

Cabang-cabang psikologi dapat digolongkan berda­sar kekhususan bidang studi mereka. Golongan besar pertama adalah cabang-cabang bersifat umum dan ilmu dasar (teoretis). Golongan besar kedua bersifat terapan (praktis).

Psikologi teoritis dapat dibagi lagi dalam beberapa golong­an, yaitu psikologi umum, psikologi lintas bidang, dan psikologi perkembangan. Psikologi umum mencakup, antara lain, psikologi umum itu sendiri, psikologi eksperimental, filsafat psikologi, metode psikologi, dan sejarah psikologi. Lintas bidang mencakup, antara lain, psikologi faal, psikologi abnormal, psikologi kepribadian, dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan mencakup, antara lain, psikologi anak, psikologi remaja, psikologi wanita, dan psikologi orang lanjut usia.

Psikologi terapan bisa sangat bervariasi, bergan­tung pada perkembangan keperluan dalam masyarakat dan perkem­bangan ilmu psikologi sendiri. Divisi-divisi dalam APA yang sudah tercatat, antara lain psikologi militer, psikologi gay (homo) dan lesbian, psikologi pendidikan, psikologi tentang isu sosial, psi­kologi sosial, psikologi industri dan organisasi, psikologi mana­jemen, psikologi klinik, psikologi konseling, psikoterapi, psiko­analisis, psikologi sekolah, psikologi dan hukum, psikologi kese­hatan, psikologi HAM masalah-masalah keagamaan, dan psikologi olahraga.

Di Indonesia, Ikatan Sarjana Psikologi Seluruh Indonesia (ISPSI) yang kemudian menjadi HIMPSI belum merinci organisasinya ke dalam divisi-divisi seperti APA. Namun, sebagai wadah  profesional peminat psikologi dari berbagai tingkat pendidikan (Sarjana Psikologi, Magister Psikologi, Doktor Psikologi dan Psikolog), sekarang organisasi ini telah tersebar di 23 wilayah propinsi di seluruh Indonesia dengan anggota lebih dari 9.100 orang. Anggota HIMPSI yang memiliki minat dan praktik yang sama telah bergabung dalam 12 buah organisasi Ikatan Minat/Asosiasi, salah satunya adalah Ikatan Psikologi Klinis atau IPK-HIMPSI.

Selain itu,  perkembangan cabang-cabang psikologi dapat dilihat dari perkembangan jurusan dan mata kuliah di fakultas psikologi. Di Universitas Indonesia, misal, psikologi bermula dari suatu jurusan di fakultas kedokteran (tahun ’55-an). Waktu  itu, belum ada pembagian cabang psikologi, bidang yang dipelajari waktu itu psikologi kejuruan dan perusahaan. Lambat-laun, timbul jurusan psikologi klinis yang khusus menangani kasus-kasus ber­masalah, baik anak-anak maupun dewasa. Setelah itu, berkembang bagian-bagian psikologi eksperimen. Waktu jurusan psikologi itu diresmikan menjadi fakultas yang berdiri sendiri tahun 1960, ada empat bagian psikologi yaitu, psikologi klinik, psikologi eksperimen, psikologi kejuruan dan perusahaan, serta psikologi anak. Bagian psikologi anak terpecah dua, bagian psikologi anak dan bimbingan, yang menyatu kembali awal ’70-an. Awal ’80-an, terpecah lagi menjadi jurusan psikologi perkembagan dan psikologi pendidikan. Sementara itu, sekitar 1969, berdiri bagian (yang kemudian menjadi jurusan) baru, yaitu psikologi sosial.

Dalam perkuliahan pun terdapat mata kuliah-mata kuliah baru di Fakultas Psikologi Ul, baik bersifat wajib maupun pilihan baik untuk jenjang sarjana (S-1) maupun magister (S-2). Di antaranya, psikologi komunikasi dan perubahan perilaku, psikologi pembangunan, psikologi desa-kota, psikologi konsumsi, psikologi pemasaran, psikologi lintas budaya, dan psikologi lingkungan. ***