Mengenal Berita 4: Berita dan Pendapat

Jurnalistik merupakan pencarian, pengumpulan, penyusunan, penulisan, pengolahan, penataletakan, dan penyampaian fakta dan pendapat melalui media massa. Fakta dan pendapat yang disampaikan melalui media massa itu disebut karya jurnalistik. Karena itu, karya jurnalistik dapat dibagi dua, karya jurnalistik berdasar fakta dan karya jurnalistik berdasar pendapat.

Karya jurnalistik berdasar fakta terdiri dari berita langsung (straight news), berita bertafsir (interpretative news), berita mendalam (depth news), berita reportase, berita selidik (invertigative reporting), dan karangan khas (features).

Karya jurnalistik yang dihasilkan berdasarkan pendapat atau opini dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan asal penulisnya, yaitu pendapat yang berasal dari redaksi dan pendapat yang berasal dari luar redaksi. Yang pertama terdiri dari tajuk rencana, karikatur, dan pojok. Yang kedua terdiri dari artikel, kolom, dan surat pembaca.

Karya jurnalistik yang paling utama di media massa adalah berita. Berita-berita mendominasi halaman-halaman suratkabar dan media massa dari pada pendapat-pendapat. Di suratkabar, pendapat-pendapat atau opini memperoleh halaman sendiri, terpisah dari berita. Biasa disebut editorial page. Porsinya hanya beberapa persen saja.

Selain karya jurnalistik, media massa juga menyajikan karya-karya lain, yaitu karya sastra yang terdiri dari cerita pendek, cerita bersambung, dan puisi-puisi. Iklan-iklan merupakan karya lain yang mendominasi media massa, bisa mencapai lebih dari 50% dari seluruh isi media massa.

Karena itu, dapat disimpulkan bahwa karya jurnalistik hanya merupakan sebagian dari isi media massa dan bahkan, pada media tertentu, bisa jadi malah hanya kurang dari separuh dari isi media massa karena iklan-iklan lebih mendominasi.

Berita

  1. Berita langsung paling banyak mendominasi media massa, khususnya suratkabar dan media online. Berita jenis ini hanya terdiri dari beberapa alinea yang menyajikan fakta sewaktu (dalam satu dimensi waktu). Sering berita tidak menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu peristiwa terjadi.
  2. Berita bertafsir kadang juga lebih banyak mendominasi media massa tertentu, khususnya suratkabar dan televisi. Berita jenis ini selain lebih panjang dari berita langsung, juga menyajikan fakta sewaktu yang disertai dengan fakta masa lalu. Wartawan tidak jarang menyampaikan kesimpulan-kesimpulannya berdasar fakta yang dikemukakan. Namun, berita jenis ini kadang tetap tidak dapat menjawab mengapa dan bagaimana suatu peristiwa terjadi.
  3. Berita mendalam hanya disajikan media massa secara selektif, hanya untuk peristiwa-peristiwa yang dianggap penting karena membutuhkan kandungan fakta yang lebih banyak. Ini berarti, selain dimensi waktu masa lalu diperhitungkan, sumber-sumber berita menjadi bertambah untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu peristiwa dapat terjadi. Wartawan tak jarang bukan hanya menyampaikan kesimpulan-kesimpulan berdasar fakta, melainkan juga ikut “menganalisis”.
  4. Berita reportase pun hanya disajikan media untuk peristiwa-peristiwa tertentu saja. Berita jenis ini selain lebih panjang dari berita langsung, juga menyajikan fakta sewaktu yang disertai dengan fakta masa lalu. Unsur waktu ini malah menjadi hal yang sangat menentukan dalam berita reportase. Berita jenis ini berusaha menjawab bagaimana suatu peristiwa dapat terjadi dalam urutan waktu secara kronologis.

Pendapat

  1. Tajuk rencana merupakan pendapat redaksi yang mewakili sikap media massa bersangkutan terhadap suatu peristiwa. Tajuk rencana tidak mencantumkan nama penulis, yang bertanggung jawab terhadap isi tajuk rencana adalah institusi media massa.
  2. Karikatur merupakan pendapat redaksi yang mewakili sikap media massa bersangkutan terhadap suatu peristiwa dalam bentuk gambar orang atau tokoh dan atau peristiwa tertentu yang disajikan secara hiperbola dan juga kadang sarkasme.

Mengenal Berita 3: Komponen Berita

Persamaan antara berita dengan artikel ialah sama-sama memiliki judul, lead, body, dan ending. Perbedaan komponen berita dan artikel tersebut, berita memiliki dateline dan penulis berita hanya dicantumkan initialnya. Sedangkan artikel tidak memiliki dateline, tapi penulis artikel dicantumkan namanya secara jelas dan keterangan mengenai dirinya juga disertakan.

C. Komponen Berita dengan Komponen Tulisan Lain

Jadi, telah jelas persamaan dan perbedaan antara komponen-komponen berita dengan artikel. Coba bandingkan juga komponen berita dengan komponen tulisan lain. Karena itu, baca dan perhatikan cerita pendek (Cerpen), surat pembaca, dan tajuk rencana. Setelah itu tulisan komponen-komponennya secara berurut pada tabel yang tersedia berikut ini.

No. Komponen Berita Komponen Artikel Komponen Cerpen Komponen Surat Pembaca Komponen Tajuk   Rencana
1 Judul
2 Dateline
3 Lead
4 Body
5 Ending
6 Initial penulis

Jadi, dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara komponen berita dengan komponen tulisan lain terletak pada:

  1. ………………………………………………………………………………………………….
  2. ………………………………………………………………………………………………….

D.  Komponen Berita

Bila memperhatikan enam komponen berita dapat dikemukakan hal sebagai berikut:

1. Judul

  1. Judul merupakan komponen berita yang terletak paling awal.
  2. Judul ditulis dengan huruf besar di awal tiap kata, kecuali pada kata depan (antara lain di, ke, dan dari) dan kata penghubung (antara lain dan dan atau).
  3. Judul ditulis tanpa diakhiri dengan tanda baca titik (.).
  4. Judul ditulis dengan huruf lebih besar dan lebih tebal, bold, dari pada huruf komponen lain. Dua hal ini dilakukan untuk menarik perhatian khalayak agar kemudian membaca keseluruhan isi berita. Ini fungsi judul yang paling utama. Karena itu, judul hendaklah mencerminkan isi berita. Agar mencerminkan isi berita maka judul sebaiknya ditulis paling akhir, setelah berita ditulis. Bukan ditulis lebih dahulu, kemudian isi berita “dipaksa” sesuai judul!

2. Dateline

  1. Dateline komponen berita kedua yang terletak setelah judul.

  2. Dateline ditulis tanpa ketukan spasi, rata kiri dengan margin kolom.

  3. Dateline ditulis tanpa diakhiri dengan tanda baca titik (.).

  4. Dateline ditulis dengan huruf yang lebih tebal. Bold.

  5. Dateline menunjukkan tempat peristiwa terjadi.

  6. Dateline menunjukkan nama suratkabar. Namun, ada juga suratkabar yang menambahkan hari pada dateline. Bacalah suratkabar Merdeka. Dateline-nya biasa ditulis sebagai berikut: Jakarta, Sabtu, Merdeka atau Tanggerang, Sabtu, Merdeka. Hanya, perlu dipahami, hari yang dicantumkan di Merdeka, bukan hari peristiwa terjadi, tapi hari peristiwa dimuat sebagai berita, sama dengan hari terbit suratkabar Merdeka tersebut. Kalau Anda baca teras berita atau isi beritanya, Anda dapat mengetahui, peristiwa yang dimuat biasanya adalah peristiwa yang terjadi sehari sebelumnya, hari Jumat.

  7. Karena itu, penulisan dateline bervariasi dari satu suratkabar ke suratkabar lain.

3. Lead atau Teras Berita

  1. Lead merupakan komponen berita ketiga yang terletak setelah dateline.
  2. Lead merupakan alinea pertama suatu berita yang terdiri dari satu kalimat atau lebih. Lead yang baik terdiri dari satu kalimat.
  3. Sekali lagi, perhatikan lead berita Kompas yang Anda baca!
  • Bila Anda ajukan pertanyaan, apa yang terjadi?

Jawabnya:

Empat perwira TNI AD tewas dalam kecelakaan lalu lintas di jalan lintas Medan-Tebingtinggi, Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, Deliserdang (60 km tenggara Medan). Mobil sedan Pelita Taksi BK 1277 LA yang mereka tumpangi bertabrakan dengan truk Dira Kencana BK 8349 MF, Sabtu (18/10) pukul 18.00 WIB.

  • Bila Anda ajukan pertanyaan, siapa yang tewas dalam kecelakaan…?

Jawabnya:

Para korban adalah Letda (Inf) Zailani N (37) dari Yonif 133/BS Padang, Sumbar, Letda (Inf) Sucipto (35) dari Yonif 111/KB Aceh Timur, Letda (Inf) R Dolok Saribu (36) dari Yonif 123/RW Padangsidempuan, Tapanuli Selatan, dan Letda (Inf) Sukarlin (37) dari Yonif 131/BS Payakumbuh, Sumbar. Pengemudi sedan, Aldi (48), juga tewas, sedang Letda (Inf) Maret (37) dari Arhanud 11Binjai, yang juga menumpang mobil yang sama, mengalami luka parah. Ia dirawat di RS Putri Hijau Medan.

  • Bila Anda ajukan pertanyaan kapan kecelakaan…itu terjadi?

Jawabnya:

Sabtu (18/10) pukul 18.00 WIB.

  • Bila Anda ajukan pertanyaan di mana

Jawabnya:

Di jalan lintas Medan-Tebingtinggi, Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, Deliserdang (60 km tenggara Medan).

Lead berita Kompas tadi tidak lengkap. Hanya menjawab unsur Apa, Siapa, dan Kapan, dan Di mana. Hal ini boleh-boleh saja. Ia setengah memaksa pembaca untuk mencari jawaban terhadap unsur-unsur lain di body berita. Selain rincian nama unsur siapa dan bagaimana, ternyata jawaban terhadap unsur mengapa memang tidak ada di body berita. Namun, wartawan sudah menunjukkan upaya mencari jawabnya. Sayang, yang diharap menjawab masih melakukan penyelidikan.

Lead berita Kompas yang tidak secara lengkap menyajikan unsur ASDAMBA ini kita sebut sebagai informal lead. Begitu juga semua lead yang tidak secara lengkap menyajikan keenam unsur itu. Sedangkan jika secara lengkap menyajikan unsur ASDAMBA, kita sebut lead itu sebagai formal lead.

4. Body/Tubuh:

  1. Body merupakan paragraf setelah lead. Ia menjelaskan lead.
  • Pada berita di atas, body menjelaskan siapa saja empat perwira TNI AD yang tewas:

Inf) Zailani N (37) dari Yonif 133/BS Padang, Sumbar, Letda (Inf) Sucipto (35) dari Yonif 111/KB Aceh Timur, Letda (Inf) R Dolok Saribu (36) dari Yonif 123/RW Padangsidempuan, Tapanuli Selatan, dan Letda (Inf) Sukarlin (37) dari Yonif 131/BS Payakumbuh, Sumbar.

  • Body juga berusaha menjelaskan sebab kecelakaan:

Kepala Dinas Penerangan Polda Sumut Letkol (Pol) Drs Amrin Karim membenarkan adanya kecelakaan tersebut. “Saat ini permasalahannya sedang dalam penyelidikan,” katanya singkat, Senin (20/10).

  • Body juga berusaha menjelaskan bagaimana kecelakaan terjadi:

Berdasarkan keterangan, taksi yang ditumpangi lima perwira TNI AD itu datang dari arah Tebingtinggi menuju Medan melaju dalam kecepatan tinggi. Demikian pula truk yang berjalan dari arah berlawanan. Sebelum bertabrakan, truk berusaha melampaui bus, namun bersamaan itu muncul taksi yang dikemudikan Aldi. Tabrakan pun tak terelakkan.

5. Ending/Penutup:

  1. Penutup secara umum terletak di alinea terakhir.
  2. Penutup berisi penjelasan lain mengenai hal-hal yang dikemukakan di lead mapun body:

Para korban baru seminggu menjalani Penataran Pembinaan Satuan (Tarbinsat) di Pematangsiantar. Hari itu mereka bermaksud ke Medan. Untuk pengusutan, sopir truk Urmansyah (37), penduduk Desa Birem Puntong, Kecamatan Langsa Barat, Aceh, diamankan.

6. Initial penulis:

Kode/singkatan nama wartawan (smn)

(Bersambung)

Mengenal Berita 2: Beda Berita dan Artikel

B. Beda Berita dan Artikel

Saudara telah mengenal berita. Agar lebih mengenal lagi, bandingkan komponen-komponen berita pada tulisan “Apa itu Berita?” dengan komponen-komponen artikel. Sekarang, baca artikel berikut. Setelah itu, perhatikan fisik tulisan ini sebagai mana pada tulisan pertama.

Apa yang Sudah Dicapai Setelah 25 Tahun EYD?

Oleh Harimurti Kridalaksana

PERESMIAN ejaan baru oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1972 merupakan peristiwa besar bagi perkem-bangan bahasa Indonesia. Se-pintas lalu tampaknya peresmian apa yang terkenal sebagai Ejaan Yang Dise-mpurnakan (EYD) itu hanyalah menyangkut perubahan peng-gunaan huruf dj menjadi j (mis djati -> jati), j menjadi y (mis. jakin -> yakin), nj menjadi ny (mis. njata -> nyata), sj menjadi sy (mis. sjukur -> syukur), tj menjadi c (mis. tjita -> cita), dan ch menjadi kh (mis. chusus -> khusus).
Beberapa hari kemudian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mashuri, SH. dalam pen-jelasannya di depan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan bahwa perubahan ejaan itu hanyalah merupakan salah satu program pembakuan bahasa. Yang lain menyangkut pem-bakuan istilah dan pembakuan tata bahasa. Salah satu kejadian yang bersangkutan dengan pembaruan ejaan itu tetapi yang tidak terlalu dibesar-besarkan ialah bahwa pembaruan ejaan itu menyangkut pula penyeragaman ejaan dengan negara tetangga yang berbahasa seasal, Malaysia. Tujuannya tentu saja adalah agar pada satu saat nantinya kedua negara itu kembali menggunakan bahasa yang seluruhnya sama – tidak seperti ketika itu, masing-masing meneruskan tradisi yang menyimpang karena mempunyai perjalanan sejarah yang berlainan.
Setelah 25 tahun ada baiknya kita membuat evaluasi, apakah tujuan pembakuan itu sudah terlaksana seluruhnya? Apa saja yang belum dan apa yang menjadi sebab?
…………………………………………………………………………………………………………
Dalam perkembangannya selama 25 tahun terakhir ini banyak yang dicapai oleh bahasa nasional kita, tetapi ternyata banyak juga masalah yang belum kita selesaikan. Peresmian EYD tahun 1972 itu menyadarkan masyarakat bahwa masalah bahasa bukan hanya urusan ahli bahasa dan guru bahasa saja, melainkan juga semua pengguna bahasa yang merasa memiliki bahasa nasional itu. Perubahan ejaan ketika itu disadari bukan hanya semata-mata menyangkut perubahan kebiasaan baca-tulis saja, melainkan juga melibatkan masalah pembinaan bahasa secara keseluruhan, bukan hanya bahasa Indonesia, juga bahasa daerah dan bahasa asing. Banyak di antara masalah-masalah itu hingga kini masih diperdebatkan.
…………………………………………………………………………………………………………

Setelah 25 tahun peresmian EYD nampak bahwa masalah bahasa di Indonesia makin kompleks: bagaimana mengembangkan bahasa Indonesia agar tetap berguna sebagai alat komunikasi modern dan sekaligus menjadi jati diri bangsa (yang dalam era globalisasi yang akan datang bukannya setiap bangsa harus meleburkan identitas kebangsaannya ke dalam kebudayaan “internasional”, tetapi sebaliknya malah dituntut agar kepribadiannya makin mantap dan makin berperan); bagaimana melestarikan bahasa daerah agar tetap dapat mendinamisasikan kehidupan budaya daerah; dan bagaimana memanfaatkan bahasa-bahasa asing untuk menyerap kemajuan bangsa lain demi kemajuan bangsa kita.
…………………………………………………………………………………………………………

Di tengah-tengah dinamika politik dan ekonomi bangsa kita, bahasa nasional kita tetap menjadi pokok pegangan dalam menghadapi segala jenis perubahan pada masa-masa mendatang ini.

(* Harimurti Kridalaksana, guru besar Universitas Indonesia.)

Perhatikan tulisan yang dikutip dari Kompas, Selasa, 21 Oktober 1997 itu. Penyusunan tulisan berjudul Apa yang Sudah Dicapai Setelah 5 Tahun EYD? itu terdiri dari enam komponen yang dikemukakan secara berurutan, yaitu:

a. Judul:
Apa yang Sudah Dicapai Setelah 25 Tahun EYD?

b. Nama Penulis:

Harimurti Kridalaksana

c. Lead/Teras:
PERESMIAN ejaan baru oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1972 merupakan peristiwa besar bagi perkembangan bahasa Indonesia. Sepintas lalu tampaknya peresmian apa yang terkenal sebagai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) itu hanyalah menyangkut perubahan penggunaan huruf dj menjadi j (mis djati -> jati), j menjadi y (mis. jakin -> yakin), nj menjadi ny (mis. njata -> nyata), sj menjadi sy (mis. sjukur -> syukur), tj menjadi c (mis. tjita -> cita), dan ch menjadi kh (mis. chusus -> khusus).

d. Body/Tubuh:
Beberapa hari kemudian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mashuri, SH. dalam pen-jelasannya di depan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan bahwa perubahan ejaan itu hanyalah merupakan salah satu program pembakuan bahasa. Yang lain menyangkut pem-bakuan istilah dan pembakuan tata bahasa. Salah satu kejadian yang bersangkutan dengan pembaruan ejaan itu tetapi yang tidak terlalu dibesar-besarkan ialah bahwa pembaruan ejaan itu menyangkut pula penyeragaman ejaan dengan negara tetangga yang berbahasa seasal, Malaysia. Tujuannya tentu saja adalah agar pada satu saat nantinya kedua negara itu kembali menggunakan bahasa yang seluruhnya sama – tidak seperti ketika itu, masing-masing meneruskan tradisi yang menyimpang karena mempunyai perjalanan sejarah yang berlainan.
Setelah 25 tahun ada baiknya kita membuat evaluasi, apakah tujuan pembakuan itu sudah terlaksana seluruhnya? Apa saja yang belum dan apa yang menjadi sebab?
……………………………………………………………………………………………………….
Dalam perkembangannya selama 25 tahun terakhir ini banyak yang dicapai oleh bahasa nasional kita, tetapi ternyata banyak juga masalah yang belum kita selesaikan. Peresmian EYD tahun 1972 itu menyadarkan masyarakat bahwa masalah bahasa bukan hanya urusan ahli bahasa dan guru bahasa saja, melainkan juga semua pengguna bahasa yang merasa memiliki bahasa nasional itu. Perubahan ejaan ketika itu disadari bukan hanya semata-mata menyangkut perubahan kebiasaan baca-tulis saja, melainkan juga melibatkan masalah pembinaan bahasa secara keseluruhan, bukan hanya bahasa Indonesia, juga bahasa daerah dan bahasa asing. Banyak di antara masalah-masalah itu hingga kini masih diperdebatkan.
…………………………………………………………………………………………………………

Setelah 25 tahun peresmian EYD nampak bahwa masalah bahasa di Indonesia makin kompleks: bagaimana mengembangkan bahasa Indonesia agar tetap berguna sebagai alat komunikasi modern dan sekaligus menjadi jati diri bangsa (yang dalam era globalisasi yang akan datang bukannya setiap bangsa harus meleburkan identitas kebangsaannya ke dalam kebudayaan “internasional”, tetapi sebaliknya malah dituntut agar kepribadiannya makin mantap dan makin berperan); bagaimana melestarikan bahasa daerah agar tetap dapat mendinamisasikan kehidupan budaya daerah; dan bagaimana memanfaatkan bahasa-bahasa asing untuk menyerap kemajuan bangsa lain demi kemajuan bangsa kita.

e. Ending/Penutup

Di tengah-tengah dinamika politik dan ekonomi bangsa kita, bahasa nasional kita tetap menjadi pokok pegangan dalam menghadapi segala jenis perubahan pada masa-masa mendatang ini.

f. Keterangan Mengenai Penulis
(* Harimurti Kridalaksana, guru besar Universitas Indonesia.)

Tulisan pertama disebut berita, tulisan kedua disebut artikel. Bila komponen-komponen kedua tulisan itu dibandingkan, dapatlah dilihat persamaan dan perbedaan antara berita dengan artikel. Coba perhatikan secara cermat:

Komponen Berita                                            Komponen Artikel

  1. Judul                                                        1. Judul
  2. Dateline                                                    2. Nama penulis
  3. Lead                                                         3. Lead
  4. Body                                                         4. Body
  5. Ending                                                      5. Ending
  6. Initial penulis                                             6. Keterangan mengenai penulis

Jadi, persamaan antara berita dengan artikel ialah sama-sama memiliki judul, lead, body, dan ending. Perbedaannya, berita memiliki dateline dan penulis berita hanya dicantumkan initialnya. Sedangkan artikel tidak memiliki dateline, tapi penulis artikel dicantumkan namanya secara jelas dan keterangan mengenai dirinya juga disertakan. (Bersambung)

Mengenal Berita 1: Apa itu Berita?

A. Apa itu Berita?

Cara terbaik menjawab pertanyaan itu ialah dengan membaca berita ini. Setelah itu, perhatikan susunan fisiknya.

Empat Perwira TNI AD Tewas Kecelakaan

Medan, Kompas
Empat perwira TNI AD tewas dalam kecelakaan lalu lintas di jalan lintas Medan-Tebingtinggi, Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, Deliserdang (60 km tenggara Medan). Mobil sedan Pelita Taksi BK 1277 LA yang mereka tumpangi bertabrakan dengan truk Dira Kencana BK 8349 MF, Sabtu (18/10) pukul 18.00 WIB.
Para korban adalah Letda (Inf) Zailani N (37) dari Yonif 133/BS Padang, Sumbar, Letda (Inf) Sucipto (35) dari Yonif 111/KB Aceh Timur, Letda (Inf) R Dolok Saribu (36) dari Yonif 123/RW Padangsidempuan, Tapanuli Selatan, dan Letda (Inf) Sukarlin (37) dari Yonif 131/BS Payakumbuh, Sumbar. Pengemudi sedan, Aldi (48), juga tewas, sedang Letda (Inf) Maret (37) dari Arhanud 11Binjai, yang juga menumpang mobil yang sama, mengalami luka parah. Ia dirawat di RS Putri Hijau Medan.
Kepala Dinas Penerangan Polda Sumut Letkol (Pol) Drs Amrin Karim membenarkan adanya kecelakaan tersebut. “Saat ini permasalahannya sedang dalam penyelidikan,” katanya singkat, Senin (20/10).
Berdasarkan keterangan, taksi yang ditumpangi lima perwira TNI AD itu datang dari arah Tebingtinggi menuju Medan melaju dalam kecepatan tinggi. Demikian pula truk yang berjalan dari arah berlawanan. Sebelum bertabrakan, truk berusaha melampaui bus, namun bersamaan itu muncul taksi yang dikemudikan Aldi. Tabrakan pun tak terelakkan.
Para korban baru seminggu menjalani Penataran Pembinaan Satuan (Tarbinsat) di Pematangsiantar. Hari itu mereka bermaksud ke Medan. Untuk pengusutan, sopir truk Urmansyah (37), penduduk Desa Birem Puntong, Kecamatan Langsa Barat, Aceh, diamankan.(smn).

Perhatikan berita yang dikutip dari Kompas, Selasa, 21 Oktober 1997 itu. Penyusunan tulisan berjudul Empat Perwira TNI AD Tewas Kecelakaan tersebut terdiri dari enam komponen yang dikemukakan secara berurutan, yaitu:
a. Judul:
Empat Perwira TNI AD Tewas Kecelakaan

b. Dateline:
Medan, Kompas

c. Lead/Teras:
Empat perwira TNI AD tewas dalam kecelakaan lalu lintas di jalan lintas Medan-Tebingtinggi, Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, Deliserdang (60 km tenggara Medan). Mobil sedan Pelita Taksi BK 1277 LA yang mereka tumpangi bertabrakan dengan truk Dira Kencana BK 8349 MF, Sabtu (18/10) pukul 18.00 WIB.

d. Body/Tubuh:
Inf) Zailani N (37) dari Yonif 133/BS Padang, Sumbar, Letda (Inf) Sucipto (35) dari Yonif 111/KB Aceh Timur, Letda (Inf) R Dolok Saribu (36) dari Yonif 123/RW Padangsidempuan, Tapanuli Selatan, dan Letda (Inf) Sukarlin (37) dari Yonif 131/BS Payakumbuh, Sumbar. Pengemudi sedan, Aldi (48), juga tewas, sedang Letda (Inf) Maret (37) dari Arhanud 11Binjai, yang juga menumpang mobil yang sama, mengalami luka parah. Ia dirawat di RS Putri Hijau Medan.
Kepala Dinas Penerangan Polda Sumut Letkol (Pol) Drs Amrin Karim membenarkan adanya kecelakaan tersebut. “Saat ini permasalahannya sedang dalam penyelidikan,” katanya singkat, Senin (20/10).
Berdasarkan keterangan, taksi yang ditumpangi lima perwira TNI AD itu datang dari arah Tebingtinggi menuju Medan melaju dalam kecepatan tinggi. Demikian pula truk yang berjalan dari arah berlawanan. Sebelum bertabrakan, truk berusaha melampaui bus, namun bersamaan itu muncul taksi yang dikemudikan Aldi. Tabrakan pun tak terelakkan.

d. Ending/Penutup:
Para korban baru seminggu menjalani Penataran Pembinaan Satuan (Tarbinsat) di Pematangsiantar. Hari itu mereka bermaksud ke Medan. Untuk pengusutan, sopir truk Urmansyah (37), penduduk Desa Birem Puntong, Kecamatan Langsa Barat, Aceh, diamankan.

e. Initial penulis:

(smn)

Kesimpulannya ada enam komponen berita:
1. Judul
2. Dateline
3. Lead
4. Body
5. Ending
6. Initial penulis

Enam komponen berita itu disebut struktur berita. Jadi, cara termudah untuk mengenal sebuah berita adalah dengan memperhatikan strukturnya. (Bersambung).

Pernyataan mengenai Fakta atau Pendapat

LATIHAN 1. PERNYATAAN MENGENAI FAKTA ATAU PENDAPAT

Anda sudah membaca mengenai fakta, pernyataan mengenai fakta, dan pendapat. Berikut ini, ada 30 pernyataan. Tentukan mana yang merupakan pernyataan mengenai fakta dan mana pendapat. Baca setiap pernyataan secara teliti. Lingkari “F’ jika pernyataan merupakan pernyataan mengenai fakta, lingkari “P” jika pernyataan merupakan pendapat.

No. Pernyataan Jawaban
1 “Hal itu mengakibatkan ketidakakuratan hasil pemeriksaan,” tegasnya. F P
2 Pak Haji itu berkata, “Jihad yang sesungguhnya, yakni berada dalam kebenaran ketika masyarakat rusak.” F P
3 “Pergi dan carilah dia, carilah jiwa yang tengah bersedih itu, sungguh kita harus prihatin dengan keadaannya,” perintah sang raja. F P
4 “Saya menemukan suasana yang lain dari yang lain,” kata Badu. F P
5 Aids mengancam anak-anak. F P
6 Bagai asap yang menerpa kota-kota besar, media massa mendadak dilanda somasi. F P
7 Demo Kaum Berdasi Bank Terlikuidasi. F P
8 Di Amerika Serikat, bintang lima sudah lama ada, tetapi diberikan kepada jenderal yang berjasa dan berhasil dalam peprangan. F P
9 Di mata Nano, “Koma” adalah ekplorasi tanpa henti. F P
10 Intel merupakan simbol generasi baru dalam teknologi komputer. F P
11 Jenderal Soeharto mendapat penghargaan Jenderal berbintang lima. F P
12 Katanya tandas, “Ini upaya menyambung hati yang patah.” F P
13 Katanya, “Masa akhir menjabat tugas negara merupakan pengalaman sulit.” F P
14 Kita sendiri yang menentukan dan menetapkan kriterianya. F P
15 Memang, kami telah melakukan penataan ulang, atau redesign, perwajahan majalah. F P
16 Mungkin pemberian bintang lima ke Pak Nas itu dalam rangka rekonsiliasi. F P
17 Opera Kecoa kelihatanya benar-benar naik daun. F P
18 Pangkat lokal itu diberikan kepada warga ABRI yang masih aktif untuk sementara, kalau diperlukan. F P
19 Pelaku abortus sangat sulit peroleh ampunan. F P
20 Pemberian bintang lima di Indonesia memang gagasan baru untuk menghomati para senior ABRI yang berjasa besar. F P
21 Pihak kejaksaan tidak main-main dalam menangani isu penyimpangan dana PT. Jamsostek. F P
22 Polisi Kanada ringkus 38 pendemo. F P
23 Sebagian besar peralatan medis di Indonesia belum dikalibrasi. F P
24 Pemilik hotel di Kawasan Tanah Abang mengaku sepi pengunjung. F P
25 Sekarang ini, tidak ada ketentuan yang mengatur kenaikan pangkat orang yang sudah pensiun. F P
26 Seorang raja tengah duduk di atas tahta emasnya. F P
27 Setelah penyerahan kedaulatan, Pak Nas diangkat menjadi KSAD RIS. F P
28 Tak lama lagi, bank-bank dibagi menjadi tiga kelompok: elite, menengah, dan gurem. F P
29 Tiga belas tahun kemudian, angin rekonsiliasi pun bertiup. F P
30 Tujuh rumah Hercules dibongkar. F P

Sifat Ruh Orang Berpuasa

Puasa berarti menahan diri. Pada bulan Ramadhan, ketika seseorang menahan diri, tidak makan  dan tidak minum,  tubuhnya menjadi lemah, tapi pancaran ruhnya menjadi kian kuat. Sifat cahayanya muncul, yaitu lembut dan benderang. Inilah sifat ruh orang berpuasa. Bila sifat-sifat ini kian menguat maka ia mulai mempengaruhi benda-benda dan orang-orang di sekitar. Jika orang-orang di sekitarnya juga berpuasa maka timbullah saling pengaruh antara kelembutan dan kebenderangan mereka. Keadaan di antara orang-orang tersebut menjadi sejuk. Benderang cahaya mereka kian berlipat-lipat.

Bila ada amarah yang muncul, apakah satu atau dua atau tiga di antara orang-orang yang berpuasa, ia akan mempengaruhi ruh-ruh lain. Ruh-ruh yang lemah biasanya terbawa amarah. Namun ruh-ruh yang lebih kuat seakan-akan memiliki daya redam yang luar biasa. Mereka menyerap amarah seakan-akan dengan daya tampung tanpa batas dan menjadikan suasana tenang kembali. Itulah nyamannya di antara orang-orang yang berpuasa.

Kembali ke Fitrah
Saat Ramadhan, perubahan-perubahan perilaku dimudahkan. Orang tidak harus mengatakan, “Saya mau berubah!” Ia juga tidak perlu mengatakan akan berubah menjadi ini atau itu. Orang yang berpuasa tidak perlu menentukan perilaku yang mereka inginkan. Cukup dengan menahan diri, perubahan terjadi sendiri. Tidak makan, tidak minum, menahan mata, menahan telinga, menahan ini dan itu, dengan sendirinya melepas hijab-hijab, lalu ruh mereka dengan sendirinya kian menguat, kian bercahaya, dan kembali ke fitrahnya.

Jadi, ruh-ruh tersebut sebenarnya tidak berubah, melainkan sifat-sifat asalnya menguat, kian peka, dan karena itu disebut kembali ke fitrah. Orang menjadi menemukan diri yang asli, kembali pada sifat-sifat baiknya. Namun, jika ia tidak mampu menahan diri dan batal puasa, ia pun gagal kembali ke fitrahnya.

Kemarahan, kadang, menjadi penghalang (hijab) utama. Karena itu, walau puasa, yang biasa ngamuk, ya tetap ngamuk, karena tak mampu menahan diri. Mereka biasanya walau puasa, volume makan dan menu tidak berubah. Ketika puasa, perut mereka tidak merasakan lapar, malah tidur tambah lama. Kalau yang baik tetap baik ketika berpuasa, tidak meningkat kebaikannya, berarti yang ia tahan juga tidak meningkat jumlah maupun kualitasnya. Puasa perut bisa, misal, puasa mulut belum dijaga. Mata pun tetap saja masih dilepas dalam memandang ke mana suka.***