Hak Asasi Manusia dan Asas Negara (2)

The two major economic policy makers of the US...II.  Tentang Negara

 A.  INDIVIDUALISME DAN KOLEKTIVISME

Semua manusia, di mana pun dan kapan pun ia hidup mempunyai tujuan yang sama, memperoleh kebahagiaan.  Persoalan timbul ketika ia hendak memperoleh kebahagiaan itu. Dalam hubungan dengan manusia lain, ia dihadapkan pada pertanyaan, siapa yang harus ia dahulukan agar semua manusia memperoleh kebahagiaan: hak individu atau hak masyarakat?

Persoalan ini telah timbul sejak masyarakat manusia pertama di dunia dan tetap menjadi persoalan di sepanjang sejarah manusia.Ada manusia yang berpendapat, agar semua manusia memperoleh kebahagiaan, yang harus didahulukan ialah hak individu.Sebaliknya, manusia lain berpendapat, yang harus didahulukan ialah hak masyarakat.

Manusia yang berpendapat hak individu harus didahulukan agar semua manusia memperoleh kebahagiaan memberi alasan: semua individu membentuk masyarakat. Semua individu adalah anggota masyarakat. Tanpa individu, tidak akan ada masyarakat. Kalau hak semua individu didahulukan, dengan sendirinya hak masyarakat telah didahulukan.Karena itu, kalau semua individu telah memperoleh kebahagiaan, dengan sendirinya masyarakat memperoleh kebahagiaan.

Manusia yang berpendapat hak masyarakat harus didahulukan agar semua manusia memperoleh kebahagiaan memberi alasan: masyarakat terdiri dari individu-individu. Kalau hak masyarakat didahulukan, dengan sendirinya hak individu-individu sebagai anggota masyarakat didahulukan.Karena itu, kalau masyarakat telah memperoleh kebahagiaan, dengan sendirinya individu memperoleh kebahagiaan.

Kesimpulannya, baik faham individu yang lebih dikenal dengan individualisme atau faham masyarakat yang lebih dikenal dengan kolektivisme, mempunyai tujuan yang sama, yaitu kebahagiaan bagi semua manusia. Perbedaannya, hanya pada penekanan, faham pertama menekankan hak individu, faham kedua menekankan hak masyarakat.

B.  NEGARA BERASAS INDIVIDUALISME DAN NEGARA BERASAS KOLEKTIVISME

Individualisme menyatakan, untuk memperoleh kebahagiaan semua manusia, hak individu-individu harus didahulukan dan dengan sendirinya hak masyarakat didahulukan.Jadi, hak individu didahulukan untuk kebahagiaan semua manusia.Karena itu, individualisme sebagai faham mengakui keberadaan hak-hak individu, mengakui hak-hak individu.Hak-hak asasi manusia.

Individualisme juga disebut liberalisme.Karena pengutamaan hak individu tidak mempunyai arti tanpa kebebasan. Kebebasan individu untuk berbicara, berusaha, dan kebebasan lain. Individualisme ini dianut oleh individu, oleh banyak individu.Faham ini banyak dijadikan asas organisasi kemasyarakatan dalam usaha memperoleh kebahagiaan di bidang politik, ekonomi, dan di semua bidang kehidupan.Kalau organisasi kemasyarakatan ini, partai politik dan sebagainya, memegang kekuasaan di suatu negara, faham ini dapat dijadikan asas dasar negara tersebut sehingga menjadi negara berasas individualisme.

Kolektivisme menyatakan bahwa untuk memperoleh kebahagiaan, hak masyarakat harus didahulukan.Bila hak masyarakat didahulukan, dengan sendirinya hak individu sebagai anggota masyarakat didahulukan.Karena itu, kolektivisme sebagai faham mengakui keberadaan masyarakat, mengakui hak-hak masyarakat, yang pada tingkatan tertinggi adalah negara.

Kolektivisme disebut juga sosialisme.Faham ini dianut oleh individu, dan oleh banyak individu faham ini juga banyak dijadikan asas organisasi kemasyarakatan dalam usaha memperoleh kebahagiaan di bidang politik, ekonomi, dan di semua bidang kehidupan. Kalau organisasi kemasyarakatan ini, partai  politik dan sebagainya, memegang kekuasaan di suatu negara, faham ini dapat dijadikan asas dasar negara tersebut sehingga menjadi negara berasas kolektivisme.

Baik negara berasas individualisme maupun negara berasas kolektivisme menunjukkan bahwa tujuan yang hendak dicapai adalah sama: kebahagiaan dan kesejahteraan semua manusia. Hanya dalam usaha memperoleh kebahagiaan tersebut, faham pertama mendahulukan hak individu, faham kedua mendahulukan hak masyarakat yang pada tingkat tertinggi adalah negara. Negara berasas faham individu sama sekali tidak meniadakan hak masyarakat, ia tetap mengakui hak masyarakat. Begitu juga negara berasas faham masyarakat sama sekali tidak meniadakan hak individu, ia juga masih mengakui hak individu.

Karena itu, baik individualisme atau liberalisme maupun kolektivisme atau sosialisme secara teoritis secara etik dapat diterima, persoalan justru terletak. pada penerapannya dalam praksis.

C.  DILEMA NEGARA BERASAS INDIVIDUALISME DAN NEGARA BERASAS KOLKTIVISME

Kedua faham ini, dalam praktek penyelenggaraan negara, menghadapi berbagai persoalan.Persoalan pokok negara berasas individualisme, jika hak individu didahulukan, apakah setiap individu juga memikirkan dan mengusahakan (1) hak individu lain, (2) hak anggota masyarakat lain, dan (3) hak-hak masyarakat secara keseluruhan?

Kalau setiap individu tidak memikirkan dan mengusahakannya, tidak mungkin semua individu memperoleh kebahagiaan. Akan ada individu-individu yang dirugikan individu lain. Karena itu tidak mungkin masyarakat memperoleh kebahagiaan.Kenyataannya, dalam kehidupan, selalu ada individu-individu tertentu yang tidak memikirkan hak individu lain, hak anggota masyarakat lain, dan bahkan hak-hak masyarakat secara keseluruhan.Individu-individu inilah yang kemudian menimbulkan penderitaan, menginjak-injak hak sesamanya.

Sedangkan persoalan pokok pada negara berasas kolektivisme, jika hak masyarakat atau negara didahulukan, (1) siapakah sebenarnya yang dimaksud dengan masyarakat atau negara itu? Hakikatnya, bukankah masyarakat atau negara itu juga hanyalah seorang individu yang mengatasnamakan individu-individu lain? Apakah individu yang mengatasnamakan individu-individu lain itu memikirkan dan mengusahakan (2) hak individu lain, (3) hak angota masyarakat lain, dan (4) hak masyarakat keseluruhan?

Kalau masyarakat atau negara yang mengatasnamakan individu-individu lain tadi tidak memikirkan dan mengusahakannya, tidak mungkin semua individu mmperoleh kebahagiaan, tidak mungkin anggota masyarakat lain, dan masyarakat secara kesluruhan memperoleh kebahagiaan.

Kenyataannya, dalam kehidupan, selalu ada individu-individu tertentu yang tidak memikirkan hak individu lain, hak masyarakat lain, dan bahkan hak masyarakat secara keseluruhan.Individu-individu inilah yang kemudian menimbulkan penderitaan.Melakukan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.

Karena itu dapat disimpulkan, baik di negara berasas individualisme maupun di negara berasas kolektivisme, selalu terdapat individu-individu yang tidak mengindahkan hak individu lain, hak anggota masyarakat lain, dan hak masyarakat secara keseluruhan.Individu-individu ini yang menimbulkan kesengsaran dalam negara berasas individualisme maupun kolektivisme.Sejarah telah menunjukkan, keganasasn Hitler dan Mussolini muncul dari negara berasas individualisme.Sejarah juga telah menunjukkan, kekejaman Lenin dan Stalin muncul dari negara berasas kolektivisme.Individu-individu semacam mereka yang mengancam keselamatan umat manusia.Mengancam hak-hak asasi manusia. (Bersambung)